• Home
  • About Me
  • Menu
    • Music
    • Chit-Chat
    • Potography
facebook twitter instagram Email

Canvas Of Life

maybe this is what you need to find your inner bad ass.. "the solitary prowess of a silent life"

Menyusui, Mpasi, menyapih, sleep training, toilet training merupakan tahapan belajar anak balita dalam tumbuh kembangnya. dan sejauh mana saya menjalani tugas saya sebagai seorang ibu? Menyusui saya berhasil mengAsihi anak saya lulus full dbf hingga 2 tahun. namun gagal menyapih karena belum menerapkan Sleep training. jadi saya putuskan untuk masih menyusui entah hingga kapan hahah

Mpasi saya juga di bilang belum sempurna. dari awal 6 bulan, saya yang masih minim literasi juga belum sepenuhnya berhasil memberikan Mpasi yang adekuat. dari homemade, fortif, makanan keluarga, mpasi yang di jual di pinggir jalan, semua saya coba. namun semua itu ada ups dan down dan saya bisa bilang berjuang Mpasi tidaklah mudah dan benar-benar menguras kesabaran dan mental ketika di hadapkan yang namanya Gtm.

Sleep training, juga belum sepenuhnya berhasil. karena gagal menyapih bisa di bilang penyebabnya. jadi Naura masih tidur sambil menyusu, sambil di kelonin ataupun sambil di pijit-pijit dan masih saja sering terbangun di malam hari beberapa kali. namun, semenjak Naura masuk Daycare mulai terbiasa tidur siang mandiri di sekolah.

Toilet training

awalnya saya lihat beberapa video fyp di tiktok tentang toilet training yang ternyata begitu ribet. dimulai dari sering mengajak anak ke kamar mandi tiap 2 jam sekali untuk menyusuh pipis. sering ngepel lantai karena si anak yang belum lulus toilet training masih berceceran pipis nya dimana-mana. ada juga yang usianya sudah 5 tahun namun lebih memilih menahan pup sampai berhari-hari dari pada harus ke toilet dan memilih diapers setiap kali kebelet pup. dari semua itu cukup membuat saya overthingking. anak saya sudah 2 tahun dan sudah lancar bicara, sudah pinter mengutarakan pendapat dan perasaannya, kira-kira saya mau mulai kapan yah untuk toilet training? apakah saya terlalu dini untuk mengajari? atau sudah saatnya?  atau sudah terlambat? kapan anaknya siap? apakah saya telaten untuk menyuci eek di celana setiap anak saya kelepasan? apakah saya siap untuk selalu ngpel lantai? gimana kalau anak saya kepleset pipisnya sendiri? apakah saya akan gagal lagi seperti menyapih?

begitu banyak pertanyaan. dan keraguan saya..

tapi ternyata seiring berjalannya waktu.. anak saya, Naura sudah menunjukan kesiapannya sendiri. setiap kali saya ganti diapers nya sebelum tidur, hingga pagi bangun-pun diapersnya masih bersih tanpa cairan. dan baru keluar pipisnya saat mandi. itu berlangsung selama seminggu dan saya mulai lepas diapers saat malam hari. namun masih memakainya saat siang.

di sekolah, ustadzahnya juga mulai memperhatikan dan laporan ke saya. "Naura kok di pakein diapers kosong terus ya mah? apa mau toilet training? kalau mau toilet training bawa celana di banyakin ya mah?" dalam hati saya, Alhamdulillah di sekolahpun mau di ajari toilet training, jadi saya tidak perlu menjelaskan atau merasa tidak enak kenapa Naura ke sekolah tidak di pakein diapers atau tiba-tiba ngompol di celana.

seminggu berlalu, Naura mulai disiplin ke toilet. walaupun belum bisa membedakan mana mau pipis dan eek. namun sudah paham ketika merasa kebelet pipis atau eek langsung minta ke toilet. sebelum berangkat sekolah, saya pastikan dulu bangun tidur sudah pipis. habis makan siang pipis, sudah makan sore eek dan sebelum tidur pipis dulu. 2 minggu saya nyatakan Naura di usia 2 tahun 6 bulan sudah lulus toilet training dan berhasil lepas diapers siang-malam, tanpa ngompol malam. dan jadwal pipis dan eek yang sudah teratur. Alhamdulillah..


Share
Tweet
Pin
Share
No comments

akhir bulan mei lalu merupakan bulan yang yang cukup berat untuk anak saya, Naura. dimulai dengan demam tinggi sampai berhari-hari. berobat jalan kesana kemari dari Puskesmas, Bidan dan Dokter tidak kunjung sembuh. bagi seorang ibu, tidak ada hal yang begitu terasa memilukan dari pada melihat anak yang biasanya sehat aktif ceria menjadi sedang sakit, lemas, lunglai, tidak mau makan sama sekali, hanya 'ngempeng' ASI sampai badan kurus karena tidak ada asupan makanan yang masuk. hingga akhirnya saya dan suami sepakat untuk langsung mengirim anak saya ke IGD Rumahsakit. dengan demam yang masih naik turun.

hari pertama, kedua di ruang inap. belum ada makanan yang berhasil masuk ke lambung anak saya sama sekali. dari bubur, nasi, jajan, buah semua masih di tolak. Demam nya juga masih naik turun terus. tes darah menunjukan kalau trombosit Naura turun drastis dan suspect DBD. 3 hari berlalu, Demam mulai reda dan asupan makanan mulai bisa di terima walaupun hanya makan buah dan roti. namun Dokter belum mengijinkan pulang karena takut kalau memang deman turun karena mau melewati masa kritis.

4 hari berlalu, akhirnya dokter memperbolehkan pulang dengan beberapa catatan mengenai pola makannya. Naura juga sudah mulai aktif ingin berlajan kesana kemari walaupun kaki nya masih lemas dan sempat terjatuh beberapa kali karena tenaganya belum cukup pulih.. berselang 3 hari kemudian, kondisi Naura sudah sehat dan makannya juga sudah lahap. kami memutuskan untuk berlibur ke pantai dan playground mall untuk rekreasi Naura setelah sakit. 


saya mengabadikan videonya disini :

selang beberapa hari ayahnya berangkat ke Jakarta, kemudian tidak lama Naura kembali sakit lagi. demam naik turun seperti sedia kala, hingga 3 hari. sempat saya berfikir untuk kembali membawa naura ke IGD rumahsakit. namun hari ke-4 Demam sudah turun dengan keluar ruam-ruam merah di kulit. ternyata memang naura terkena virus Roseola yang umumnya menyerang anak-anak. yang di  perparah dengan cuaca yang buruk pada saat itu panas dan hujan. menyertai batuk pilek yang belum juga reda. panas dalam, hingga infeksi jamur mulut yang menyerang langit-langit tenggorokan, lidah, hingga bibir Naura yang terlihat memutih.

sebulan berlalu.. Naura kembali sehat, walaupun imunnya belum pulih seperti sediakala. saya memutuskan untuk mendaftarkannya Sekolah. saya sudah merencanakannya sejak bulan Mei namun karena  terkendala Naura sedang sakit jadi saya tunda hingga anaknya benar-benar sudah pulih. semoga dengan di mulainya sekolah Naura menjadi anak yang sehat, aktif dan ceria..

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

kali ini saya akan berbagi pengalaman yang yah bisa dibilang tidak mengenakan, bisa menjadi pembelajaran dan juga kehati-hati an saya dan mungkin bisa menjadi solusi bagi yang membaca tulisan saya jika sedang mengalami hal yang sama.

naura mengantar mama ke poli tht

awalnya saya merasa ada yang tidak beres dengan telinga saya sebelah kiri. sekitar 2 tahun yang lalu ketika saya hamil anak pertama. gatal, merasa sangat penuh seperti kemasukan air dan sering pusing. saya pikir mungkin bawaan hamil. setelah saya mengutarakan keluhan saya ke bidan. bidan hanya memberikan saya paracetamol untuk menghilangkamn pusing. selebihnya saya bersihkan mandiri dengan korek kuping yang di alasi kain. setelah bersih keluhan berangsur-angsur menghilang

setahun kemudian gejala itu pun muncul kembali, saya kembali memeriksakan ke puskesmas. dan di puskesmas di kasih obat tetes telinga, obat minum paracetamol, antibiotik amoxilin, dexametasone, cetirizin hcl. dan membersihkan telinga saya secara mandiri. berhasil sembuh. gatal hilang, pusing hilang.

dan yang terakhir akhir tahun 2023. bulan desember sekitar tanggal 27 saya kembali merasakan gejala yang sama namun lebih parah. telinga kiri saya gatal, sakit nyut-nyut an, seperti tersumbat dan berkurangnya pendengaran. saya membersihkan telinga saya namun mungkin saja kurangnya hati-hati dan membuat mala petaka ini datang. ketika saya berbicara, saya tidak begitu jelas mendengarkan suara saya sendiri. seperti sedang pilek jadi terdengar seperti berdengung dan menggema. kemudian saya meneteskan obat tetes telinga yang saya beli dari apotik merk v*tal ear yang ternyata memperburuk keadaan. di tambah lagi dengan keluarnya cairan bening tidak berbau yang terus menerus keluar dari liang telinga saya sebelah kiri.

akhirnya saya memerikasakan ke puskesmas tanggal 29 desember 2023 dengan harapan bisa langsung dikasih rujukan ke dokter spesialist THT di rumahsakit. namun tidak segampang itu, petugas puskesmas menolak memberikan rujukan dan bilang saya sedang berkeringat banyak sehingga telinga saya terlihat basah dan hanya mengalami radang. harus di obati dahulu dengan obat dari puskesmas, jika di kemudian hari masih ada keluhan priksa kembali ke puskesmas untuk meminta rujukan. saya hanya bisa menghela nafas ya sudahlah.. memang berobat dengan bpjs harus sabar. padahal saya sedang mengalami nyeri telinga sampai tidak bisa tidur dan telinga saya benar-benar berair karena infeksi.

puskesmas memberikan obat anti nyeri, antibiotik dan obat alergi flu. tapi obat yang diberikan tidak berpengaruh apa-apa dan masih terasa nyeri. sampai saya menyadari kalau cairan yang keluar dari telinga kiri saya bukan hanya bening tapi juga nanah. pipi saya juga bengkak sebelah akhibat peradangan, nyeri yang tak tertahankan juga selalu muncul tiada henti. mau kembali ke puskesmas namun sedang tutup karena pergantian tahun 2024. akhirnya saya memeriksakan diri ke dokter umum.

saya ke dokter umum dengan harapan bisa mengurangi nyerinya dulu, sebelum minta rujukan ke dokter THT. sama dokter umum saya dilarang mengorek telinga, dan telinga saya juga tidak boleh kemasukan air dulu, saya di beri obat anti nyeri, antibiotik, alergi.. dan alhamdulillah saya minum obat dari dokter umum nyeri nyut-nyut an yang tidak tertahankan mereda. bengkak di pipi saya juga kempes. namun ketika reaksi obat habis nyeri-nya kambuh-kambuh lagi. 

obat dari dokter umum

2 januari 2024. puskesmas kembali buka, saya langsung memeriksakan diri, mengutarakan keluhan dan meminta rujukan. alhamdulillahnya saya ketemu dengan petugas yang berbeda dengan sebelumnya dan langsung memberikan rujukan tanpa ngomong ini itu.

seminggu pertama, 3 januari 2024. akhirnya saya bisa ke rumahsakit dan ke dokter THT. rasanya benar-benar lega karena bisa memeriksakan telinga saya kepada ahlinya. bukan hanya di lihat di jewer-jewer atau di lihat pakai senter tapi benar-benar di periksa ada apa sih dan apa yang terjadi di dalam lubang telinga saya. bayangan saya ketika di periksa dokter THT ada alat khusus seperti yang saya lihat di tiktok dengan kamera, jadi saya bisa melihat sendiri bagaimana keadaan gendang telinga saja. namun kenyataanya tidak seperti harapan saya hehe alat tersebut tidak ada. dokter hanya melihat dengan alat mini seperti kerucut yang hanya beliau bisa lihat. ya sudahlah hehe bisa periksa ke spesialist dengan bpjs saja saya sudah sangat bersyukur.

telinga saya kemudian di sedot dengan alat seperti sedotan stenlis yang terhubung dengan selang dan berakhir ke sebuah tabung-tabung kaca. saya merasa lega karena cairan dan nanah yang menyumbat telinga saja langsung hilang. namun masih saja terasa tidak nyaman, pendengaran saya masih bermasalah, pusing, berdengung dan suara-suara terdengar menggema. dokter bilang gendang telinga saya robek/berlubang dan infeksi. itulah sumber masalahnya.  telinga saya dilarang terkena air dan dilarang di korek-korek sembarangan. kemudian saya di resepkan obat nyeri, antibiotik dan lain-lain

obat dari dokter sp THT

minggu ke-2. saya kembali ke rumahsakit untuk kontrol dan mengutarakan keluhan. nyeri sudah jarang kambuh namun telinga saya sering terasa gatal tak tertahankan dan cairan bening dan nanah masih saya keluar. kemudian dokter menyedot kembali cairan-cairan tersebut. masih sama, saya belum merasa banar-benar lega dan masih terasa tersumbat. ketika berada di keramaian, di perjalanan telinga saya sering berdenging mengeluarkan suara gemuruh yang durasinya lumayan lama. dokter kembali meresepkan obat yang sama dengan minggu kemarin dan bilang minggu depan kontrol kembali dan akan di resepkan obat tetes telinga.

minggu ke-3. saya kembali ke rumahsakit untuk kontrol dan mulai merasa lelah dengan keadaan telinga saya yang belum juga membaik. dan mulai berfikir mungkin saya terlambat memeriksakan ke dokter jadi pengobatannya sampai berlarut-larut sampai berminggu-minggu tidak kunjung sembuh, ada rasa penyesalan kenapa saya menahan sakit sampai seminggu untuk mendapatkan rujukan dari puskesmas, padahal bisa saja saya keluar biaya langsung ke dokter THT mungkin jadi tidak berlarut-larut keluhannya.. saya bilang kedokter kalau cairan yang keluar dari telinga berangsur-angsur berkurang tapi saya masih merasa budeg sebelah. dokterpun menjawab kalau gendang telinga saya masih sobek, dan kalau sudah sobek bisa sembuh namun penyembuhannya tidak bisa kembali sempurna 100% seperti semula. pemeriksaan kali ini tidak di lakukan sucksion/penyedotan mungkin karena cairan yang keluar mulai mengering. dan saya kembali di resepkan obat yang sama seperti hari pertama dan minggu kedua. di tambahkan obat tetes telinga yang di janjikan minggu kemarinnya.

obat tetes telinga mujarab

sehari, dua hari setelah memakai obat tetes telinga saya tidak merasa langsung membaik. yang ada telinga saya kembali terasa nyeri nyut-nyut an dan cairan obat tetes telinga seperti tembus ke telinga dalam hingga terasa ke dalam kepala. mungkin karena keadaan gendang telinga saya yang masih bolong. tiga hari, empat hari saya mulai merasa enakan dan sudah tidak merasakan nyeri sama sekali. 

minggu ke-4. genap sebulan merasakan penderitaan telinga. keadaan saya benar-benar membaik namun masih saya terasa budeg sebelah, walaupun keluhan-keluhan yang menyiksa sudah hilang namun saya belum bisa mendapatkan pendengaran saya seperti semula. berniat ingin kontrol kembali namun teringat kata dokter kalau gendang telinga robek/berlubang tidak bisa kembali seperti semua. jadi saya mengurungkan niat dan berpasrah dengan kesembuhan sendiri.. hal yang masih mengganggu ketika berada di keramaian atau tempat dengan pengeras suara bising. saya langsung pusing dan pendengaran menjadi menggema.

sudah lebih dari sebulan saya merasa sudah benar-benar sembuh. dan gendang telinga saya yang robek sepertinya sudah berhasil pulih dan menutup dengan sendirinya. namun pendengaran saya tidak seperti semula. jika di bandingkan telinga kanan yang sehat masih 100% namun telinga kiri dengan riwayat robek menjadi 80%

kesimpulan

- jangan terlalu kencang mengorek telinga, bersihkan dengan sewajarnya

- jangan memberikan obat tetes telinga sembarangan yang dijual di apotik atau toko-toko karena berpotensi tambah parah atau infeksi. hanya minum dan mengobati dengan obat-obatan yang di resepkan dokter

- jika ada keluhan telinga ini langsung ke dokter THT

- gendang telinga robek bisa sembuh dengan sendirinya, asalkan tidak infeksi, dan lubang masih relatif kecil. dan harus extra sabar. karena proses menutupnya gendang telinga yang berlubang/sobek tidak bisa memakan waktu sebentar.. butuh 1-2 bulan hingga benar-benar sembuh. namun jika berlubang besar hanya bisa sembuh jika di operasi.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
awal-awal Naura belajar mpasi 6 bulan

sebagai seorang ibu baru, tentu saja saya mencoba banyak belajar. dan yang selalu menjadi panutan instan saya tentu saja social media dan google. semenjak hamil saya ingin sekali menerapkan gaya parenting yang modern. seiring berjalannya waktu saya semakin belajar yang ternyata di media sosial tidak semuanya benar, dan melalui media sosial juga saya sadar mana yang harus di lakukan, mana yang tidak. ketika anak saya, Naura. masih ASI eksklusif saya begitu antusias ketika akan memasuki masa MPASI. saya banyak googling ini itu, peralatan apa saja yang di butuhkan, resep ini itu yang di claim anti GTM, bahan-bahan makanan apa saja yang di percaya bisa menunjang tumbuh kembang anak. saya begitu terjebak dengan euforia ala emak-emak masa kini yang terlalu sosmed yang berkutat dengan menu, menu dan menu sehigga tidak tahu pemahaman dasar, apa itu feeding rules, apa itu naik tekstur.

buku KIA, buku ajaib sumber ilmu yang terlalu di abaikan (BENAR)

buku panduan yang menemani semenjak kehamilan, tapi saya jamin mayoritas ibu-ibu malas membaca. padahal sudah jelas buku itu merupakan sumber dari segala sumber.. dari awal bayi lahir hingga usia anak-anak. cara menyusui, bagaimana cara pelekatan, cara menyimpan ASIP bagi ibu pekerja dan bisa bertahan berapa lama di freezer, chiller maupun suhu ruang, cara membuat Mpasi, kapan waktunya, bagaimana teksturnya disesuaikan usia si bayi, cara stimulasi tumbuh kembang anak dari tengkurap, merangkak hingga berjalan. begitu juga ada penanganan bagaimana menghadapi anak demam, diare dsb.. lengkap. tapi bagi ibu-ibu yang belum menyadari (seperti saya dulu) langsung mencari disosmed cara ini ini, cara itu, bagaimana ini itu yang bisa berakibat keblinger.. jangan sampai kita lebih asik mengikuti parenting artis tertentu, seleb mom, youtuber, influencer apapun itu yang justru sebenarnya tidak baik. contohnya mereka mempromosikan susu formula, makanan bayi instan, vitamin-vitamin dengan iklan yang bombastis, aksesori mpasi menjurus ke produk ultraproses yang justru tidak baik untuk bayi kita. jadi stop sosmed (kecuali untuk dokter anak dan ahli gizi) fokus ke anak kita sendiri dengan panduan Nasional buku KIA.  

Mpasi dini, supaya ketika 6 bulan bayi sudah terbiasa makan (SALAH)

salah satu syarat Mpasi adalah tepat waktu. buka tepat waktu jam berapa kasih makan, tapi tepat waktu anak berusia 6 bulan. sudah belajar duduk dan kepala sudah tegak. tidak ada toleransi di bawah usia 6 bulan apalagi dengan mengasih makan dengan cara berbaring. pengalaman saya ketika Naura berusia 5 bulan, 3 minggu. ada yang mencibir, kenapa belum di belajari makan? seperti anak saya saja, belajar saat usia 4 bulan jadinya di saat 6 bulan sudah terbiasa makan tanpa "hoek hoek"..

tapi saya tetap mengajari Naura makan di saat usianya genap 6 bulan. percayalah mom, walaupun pada awalnya sulit. tapi pada akhirnya bayi kita pasti akan doyan makan juga di waktu yang tepat. tanpa harus Mpasi dini, tanpa harus belajar pure-pure an buah. pada awalnya memang sulit karena bayi juga belajar beradaptasi mengkonsumsi sesuatu selain ASI, belajar mengenali tekstur yang dulunya hanya cairan menjadi agak padat, belajar sendok yang tadinya hanya kenyot-kenyot. belajar mendorong makanan dengan lidahnya, belajar mengenal rasa lapar. tidak usah khawatir bayi kita kurang makan saat 6 bulan, karena di saat awal-awal masih menolak makanan, kebutuhan akan ASI juga masih tinggi.. sedikit demi sedikit menaikan porsi. lama kelamaan ukuran lambung bayi akan semakin besar, dan si kecilpun akan mengenali rasa lapar dan semakin mengenali aktifitas makan menjadi kesehariannya selain menyusu.

bubur fortif tidak apa-apa, karena gizi sudah tertakar (SALAH)

salah satu kesalahan saya, yaitu mengajari Naura makan dengan bubur fortif. mungkin tidak ada yang salah dengan hal itu, bahkan sudah menjadi hal yang di anggap lumrah bahkan bubur fortif begitu di rekomendasikan oleh beberapa Dokter anak karena di claim sudah terfortifikasi dan gizinya sudah tertakar. namun tidak dengan Ahli Gizi masyarakat Dokter Tan dan membuat saya juga belajar. belajar membaca nilai gizi makanan yang tertera di kemasan. yang ternyata bubur instan kemasan begitu tinggi garam dan gula. sebetulnya boleh saja mengkonsumsinya, karena penggunaan bubur fortif sebenarnya disaat kepepet tidak bisa membuat Mpasi misalnya saat berada di perjalanan dsb.. dan bukan untuk konsumsi setiap hari. pagi siang malam sampai berbulan-bulan. bagaimanapun Mpasi homemade buatan mama-nya lah yang terbaik karena bayi kita langsung bisa mengkonsumsi Real food, yang kaya rasa dan nutrisi.

Mpasi harus dari bahan superfood, organik, mahal, bumbu khusus (SALAH)

keju khusus bayi, minyak extra virgin olive oil, kaldu ayam sapi khusus bayi, beras organik, yogurt, Chia seed, Unsalted butter. merupakan bahan-bahan yang pasti tidak asing jika mencari menu Mpasi di sosial media. perlukah anak bayi memerlukan bahan-bahan tersebut? NO! tentu saja tidak. bahkan menggunakan bahan mahal tertentu seperti ayam kampung, ikan salmon, tuna. hakikatnya Mpasi bukan berasal dari bahan-bahan super mahal dan di buat dengan super spesial. Mpasi justru membiasakan anak dari bayi untuk mengikuti menu masakan rumahan. bisa menggunakan menu keluarga yang sehari-hari di makan keluarga, asal tekturnya di sesuaikan. jadi tidak perlu ngoyo-ngoyo semangat menggebu-gebu membeli bakan makanan aneh dan mahal, cukup manfaatkan saja apa yang ada di rumah. seperti halnya daging ayam, hati ayam, ceker ayam, ikan kembung, mujaer, lele, wortel, labu siam, buncis, tahu, tempe, penyedap daun salam dsb   

Gtm karena anak tidak doyan, masakan tidak enak (SALAH)

salah satu faktor keberhasilan menjadi ibu Mpasi adalah mau belajar. tidak bebal ilmu. karena usia 1000 hari kelahiran bayi merupakan golden age yang tidak bisa di sepelekan begitu saja. saya teringat keluh kesah seorang ibu yang mengutarakan kalau anaknya tidak doyan telur, ayam, ikan dan protein hewani lainnya dengan beralasan tidak doyan selalu mual. apakah sudah menjadi takdir anaknya tidak menyukai protein hewani? saya rasa tidak, namun cara pengenalannya saja yang salah. atau cara pemberiannya, cara penyajiannya, suasananya. karena pada awalnya bayi sedang mengenal tektur dulu, baru rasa. jika awalnya tidak berhasil ya coba lagi, coba lagi sampai mau dengan menu yang di sajikan.

Gtm (gerakan tutup mulut) merupakan momok yang sangat menakutkan buat para ibu, saya akui saya sendiri juga sering kewalahan dan bertanya2 kenapa anak saya tidak doyan makan? namun setelah saya belajar banyak faktor juga mempengarui kenapa bisa Gtm. bisa jadi lidahnya yang berjamur, sedang sakit, tumbuh gigi, masalah pencernaan. jadi PR kita para orangtua yaitu bagaimana mengenali dan mengevaluasi pola makan anak, cari penyebabnya dan memikirkan solusinya. bukan malah lompat dengan mencari resep menu anti Gtm dengan menambahkan bahan-bahan aneh, menggunakan vitamin nafsu makan, madu-madu an, jamu-jamu an yang justu tidak ada efektifitasnya dan hanya menjadi korban iklan.

bayi makan sendirian, di gendong kesana kemari (SALAH)

ini juga merupakan hal yang sangat sulit di rubah, termasuk saya. memberi makan bayi dengan cara di gendong kesana kemari, melihat ayam, melihat kucing. yang seharusnya makan adalah suatu aktifitas bersama. anak makan dengan ibunya, di suap ibunya, satu meja dengan anggota keluarga lainnya. sehingga tidak tercipta anak makan sambil di gendong bahkan sambil berlarian.

begitulah pemikiran saya bedasarkan apa yang saya alami. saya juga masih terus belajar menjadi ibu. saya menyayangkan kenapa rata-rata para ibu di indonesia memperoleh ilmu seperti ini di dapatkan secara otodidak. akan lebih baik jika di masukan dalam kurikulum pelajaran sekolah akan lebih bermanfaat, karena menjadi ibu hamil, ibu pasca melahirkan, proses menyusui, pemberian Mpasi merupakan proses awal para Ibu menghasilkan generasi anak-anak yang sehat dan berkualitas. semoga tulisan saya ini juga bisa menjadi ilmu buat para Ibu yang tak hentinya belajar untuk mendampingi dan  mengasihi buah hati.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

sedikit melenceng dari tema motherhood yang belakangan ini saya tulis sejak menjadi newmom. hehehe beberapa bulan yang lalu saya melihat postingan tiktok dengan caption "when you are not pretty, so you have to study harder, so that at least people appreciate your existense" kalau di translate menjadi : jika kamu tidaklah cantik, kamu harus lebih giat belajar jadi setidaknya orang-orang mengapresiasi keberadaanmu.

hmmm.. sebagai alumni minderan, memang hal ini cukup sulit karena saya juga benar-benar merasakannya dulu, ketika saya merasa jelek bukan karena bernasib jelek. namun, karna penilaian dan perlakuan orang-orang yang membuat saya seperti menjadi berbeda dan tidak bisa join dengan circle toxic mereka. yang pada akhirnya membuat saya menjadi pribadi yang tidak bersyukur dan rendah diri..

but, that's the problem, honey.. dunia ini begitu luas dan kehidupan bermasyarakat bukan sebatas di sekolahan atau di universitas saja. maka dari itu pintar akademik saja juga tidaklah cukup.. apa artinya lulus dengan nilai terbaik, juga nanti di dunia kerja masih tergerus dengan beauty standart. perusahaan dimana-mana pada awalnya lebih mengutamakan punya pegawai yang berpenampilan menarik. bla bla.. belum lagi hidup di masyarakat yang penuh dengan bodyshamming.

Maka... jikalah berusaha disatu bidang tidaklah berhasil, maka gali potensi yang lain. walaupun tidak goodlooking tapi punya potensi2 yang lain.. berkaca dari pengalaman pribadi yang selalu merasa insecure dari dulu.. lama-lama capek harus terus-terusan ngerasa minder, akhirnya bisa menerima diri sendiri.. menjauh dari circle yang penuh body shamming lebih menyehatkan mental dan mendapatkan ketenangan batin. memanglah tidak mudah karena "loving yourself + self acceptance" bukanlah proses instan, dan belajarnya bertahun-tahun supaya bisa menghilangkan rasa baper..  keluar dari lingkungan toxic & carilah tempat dimana yang lebih bisa menghargai keberadaanmu. apa adanya.

barulah akan sadar.. 

you're WORTHY and you're so much more than that..!

dan satu lagi naikin value diri sendiri, bukan karena ingin di puji, bukan karena ingin keberadaannya di akui. tapi untuk menambah kualitas diri. beauty privilige is real tapi pada akhirnya manusia semua akan menua, dan orang akan melihat bukan hanya dari penampian tapi dari kepribadian kita.

saya jadi ingat dengan puisi rupi kaur yang berjudul i want to apologize tentang beauty privilige yang jika di translate berbunyi seperti ini :

“Saya ingin meminta maaf kepada semua wanita yang saya sebut cantik. sebelum saya menyebut mereka cerdas atau berani. saya minta maaf saya membuatnya terdengar seolah-olah sesuatu yang sederhana seperti apa yang kamu miliki sejak lahir. hanya itu yang harus kamu banggakan, ketika kamu telah memecahkan gunung dengan kecerdasanmu. mulai sekarang saya akan mengatakan hal-hal seperti: kamu tangguh, atau kamu luar biasa. bukan karena menurutku kamu cantik tapi karena saya ingin kamu tahu, kamu lebih dari itu” YOU ARE SO MUCH MORE THAN THAT.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

bawa bayi ke mall? yay or nay? saya termasuk ibu-ibu introvert tapi yang juga demen banget sama yang namanya plesiran. semenjak hamil trimester 3 sudah jarang dan hampir tidak pernah pergi jauh kecuali memang untuk berkunjug ke rumah saudara atau untuk keperluan check ke dokter. semenjak melahirkan juga merasa aktifitas jalan-jalan juga cukup terbatas. karena takut anak kenapa-napa disaat di bawa bepergian jauh atau terkena angin. semua aktifitas belanja kebutuhan rumahtangga juga saya banyak di pesan secara online, belum berani bawa ke mall atau ke supermaret karena takut anak saya yang masih newborn ketemu banyak orang di tempat umum yang rawan virus.

namun selesai melahirkan 40 hari, saya harus tetap mudik ke kampung suami untuk silaturahmi pada saat idulfitri. jadi anak saya dari sebelum usia dua bulan sudah harus keluar motoran. lama kelamaan saya juga ingin sekali ke mall, pertama kali ke mall anak saya kira-kira sudah 2 bulan. tidak begitu berkesan menurut saya karena anak saya belum mengenali keramaian atau objek-objek sekitar karena masih di gendong, hanya diam dan tidur.. pada saat itu juga tidak membawa stroller dan anak full di gendong, jadi cukup membuat kelelahan dan pundak terasa pegal banget.

kedua kalinya, saya ngemall sama anak ketika usia 7 bulan. dan sudah terasa begitu mengasyikan. karena anak sudah bisa duduk mandiri, bisa mengenali tempat baru, terlihat excited saat bermain, mengenali suara keramaian dan cahaya lampu-lampu yang menarik perhatiannya.




jadi jika sekarang di tanya, bawa bayi ke mall. yay or nay? jawabannya yay! tapi tidak begitu semena-mena asal bawa seperti bawa badan sendiri. karena bayi masih begitu fragile dengan dunia luar maka harus ada beberapa yang perlu di perhatikan sebelum membawa serta baby keluar..

  • pastikan kondisi badan si anak benar-benar sehat dan punya mood yang baik
yang paling utama dan penting adalah kondisi badan anak dulu, karena mall tempatnya begitu banyak orang, apalagi begitu ramenya pas weekend. jadi bayangkan walaupun tempatnya indoor adem ber-AC tapi disana juga sarangnya bakteri dan virus. beuh! jadi pastikan kondisi badan anak sehat. tidak sedang pilek/flu, batuk. pastikan juga si baby sedang mood yang baik. tidak sedang rewel atau ngantuk.
  • sudah kenyang, mandi dan tidur
ini juga penting yah, karena saya tidak akan segera berangkat jika si baby sedang rewel. dan rela mengulur waktu supaya anak sudah makan dulu, sudah menyusu dan sudah tidur, walaupun sepanjang perjalanan akan tidur lagi.
  • persiapan bekal
selain asi/sufor, jika anak sudah 6+ bulan pastikan bawa makanan dan minuman pula, minimal bawa air putih dalam botol supaya sewaktu-waktu anak haus tidak perlu repot mencari air mineral. bawa juga standart perbekalan bayi seperti diapers, tisu kering, tisu basah, baju ganti, kupluk, jaket/selimut 
  • jangan sendirian, repot.
biar mudah dicari, semua perlengkapan di bawa dalam satu tas. jangan sendirian ketika ngemall karena tujuannya supaya ada yang bisa membawakan tas. haha.. kalau tidak akan begitu berat dan merepotkan sekali.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

 

this picture belong to orami
pada saat ketika saya hamil, saya sering rembaca review dan ulasan dari berbagai pengalaman ibu-ibu yang merawat anaknya dengan berbagai perbedaan dan caranya sendiri. ada yang menggunakan popok kain tali, Diapers (popok sekali pakai) ataupun Clodi (Cloth Diaper) atau lebih dikenal dengan popok yang bisa di cuci dan ramah lingkungan. dan pikiran saya langsung ingin memilih Clodi (Cloth diaper) karena pikir saya walaupun harganya cukup mahal, namun bisa terus bergantian di pakai setelah cuci jemur. Clodi juga tidak mencemari lingkungan. saya pun membeli beberapa Clodi untuk bayi saya nanti. kemudian saat yang dinantikan pun tiba, ketika anak saya dilahirkan tidak langsung di pakaikan Diaper ataupun Clodi. namun menggunakan popok kain tali, karena perawat di rumahsakit pada saat itu juga mencarikan popok kain tali ketika anak saya mau di mandikan. bukan hanya lebih aman dengan tubuhnya juga yang masih mungil, namun juga umumnya bayi baru lahir menggunakan popok kain tali.
kebiasaan di rumahsakit juga terbawa sampai rumah, bayi saya menggunakan popok kain tali sampai lebih dari 40 hari. di usia segitu bayi baru lahir sering sekali pipis, sering kentut cepirit dan BAB. jadi kami sering sekali mengganti popoknya sehari total bisa 7-10 kali. sekali si bayi merasa tidak nyaman di urusan belakangnya, dia pasti menangis karena tidak betah dan minta di ganti setiap waktu. lama kelamaan menggunakan popok kain tali tidak efektif sama sekali, karena harus di alasi dengan perlak dan bayi sering kali rewel setiap kali popoknya basah.

lewat dari usia 40 hari, bayi saya sudah tidak bisa lagi di pakaikan popok kain tali karena badannya sudah kian menggemuk, pahanya mulai membersar dan ketika di pakaikan popok kain tali akan selalu melorot. kemudian saya pakaikan Clodi namun ukurannya masih terlalu besar untuk newborn dan saudara saya bilang ukuran Clodi yang saya beli itu hanya bisa di pakai ketika usia 6 bulan keatas. duuh.. padahal ketika saya beli dengan keterangan bisa pakai dari newborn. haa!

saya putuskan untuk pakai Diapers sekali pakai. yay!
lagi pula banyak saudara yang mengkado dengan Diapers ukuran S jadi akan sayang jika tidak segera di pakai karena keburu nanti bayi saya cepat besar untuk memakai ukuran S. sebulan, dua bulan, tiga bulan.. akhirnya saya menemukan kenyamanan menggunakan Diapers karena tidak perlu cuci-cuci, praktis langsung buang. tidak perlu pula mencuci setiap hari, tidak perlu menghawatirkan cuaca mendung karena cucian lama kering dsb. lebih hemat tenaga, hemat sabun dan air. banyak sekali ibu-ibu yang mengkritik saya karena menggunakan Diapers 24 jam karena kasian rawan ruam dsb. lagipula menurut saya mau ruam atau lecet tergantung ibunya juga sih. jadi jangan menggunakan Diapers terlalu lama dan terlalu penuh. disarankan ganti setiap 4 jam, dan kalaupun sampai ruam gunakan rash cream setiap nappy change.
dan akhirnya anak saya berusia 6 bulan.. tersirat di pikiran mau di apain ya ini Clodi (Cloth Diapers)? sayang sekali sudah di beli semenjak hamil, namun belum di pakai hahaha. langsung pikiran saya tertuju sudah terlalu nyaman dengan Diapers yang tinggal buang sekarang begitu magernya cuci-cuci menggunakan Clodi. tapi tetap akhirnya saya pakaikan ke bayi saya, untuk selang-seling mengurangi penggunaan Diapers biar lebih ngirit pengeluaran. ketika saya menulis ini anak saya tepat berusia 7 bulan, dan setelah 7 bulan menjadi Newmom.. bisa saya simpulkan apa saja kelebihan menggunakan popok kain tali, Diapers dan Clodi berikut ini :

1. Popok kain tali

kelebihan 
  • harga murah
  • aman untuk newborn
  • lebih nyaman karena tidak bulgi
  • meminimalisir ruam dan iritasi, karena tidak menumpuk cairan
kekurangan
  • tidak bisa di pakaikan untuk bayi lebih dari kira-kira usia 40 hari / hampir 2 bulanan
  • harus cuci-cuci
  • bayi sering rewel, ketika popok kain talinya basah/kotor
  • tidak bisa di pakai untuk bepergian
2. Diapers (popok sekali pakai)

kelebihan
  • bayi lebih anteng karena nyaman karena cairan langsung terserap dan masih terasa kering
  • praktis. tidak perlu cuci-cuci
  • hemat tenaga, air dan sabun
  • bisa di pakai untuk bepergian
kekurangan
  • boros, karena harus beli terus menerus
  • rawan ruam/iritasi
  • menjadi limbah yang tidak ramah lingkungan
  • terlihat bulgy
3. Clodi (Cloth Diapers)

kelebihan
  • bisa di pakai berulang-ulang dan bisa diwariskan
  • tidak bocor (karena dilapisi dengan insert seperti handuk)
  • model lucu-lucu
  • tidak mencemari lingkungan
kekurangan
  • harga lebih mahal
  • tidak di sarankan untuk digunakan pada saat bepergian
  • ribet, harus cuci-cuci
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

selamat hari raya idul fitri haha saya tahu ucapan tersebut sudah terlambat 4 bulan yang lalu. seharusnya saya menulis ini bulan mei di saat anak saya berusia sehabis 40 hari dan hampir 2 bulan. namun, itu tidak mengurangi rasa bersyukur saya akan hal ini..

lebaran tahun 2021 lalu, saya masih single alias belum menikah. isi foto lebaran tahun kemarin hanya ada foto-foto selfie besama sepupu dan keluarga saja. namun lebaran tahun ini benar-benar istiimewa. karena saya sudah punya keluarga kecil sendirri. saya sudah menikah sehabis lebaran tahun lalu, kemudian langsung hamil. tahun ini, tidak sendirian lagi maupun tidak hanya berdua saja. tapi sekaligus bertiga. bukan hanya menjadi istri, tapi juga langsung menjadi seorang ibu. dengan kehadiran putri kecil kami. terimakasih ya allah atas segala kebahagiaan ini, karena saya merasa begitu lengkap di kelilingi orang-orang yang saya sayangi dan menyayangi saya pula.

terimakasih juga untuk putri kecil kami, Naura yang sudah memilih mama untuk menjadi ibumu. dan memilih kami menjadi orangtuamu.



Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Older Posts

Total Pageviews

About Me

About Me
29. I can express myself a lot better through writing than I can through talking. I enjoy writing and I like to think I am good at it. and i just want to be better thinker.

Comments

Follow Me

  • facebook
  • instagram
  • youtube

recent posts

My favorite blog

  • Soul Side Journey
    Year 10
    4 bulan yang lalu
  • BlueStellar's Blog
  • Mommy Diary ®
  • SMOONSTYLE
  • Life Is An Absurd Journey
  • menariberdua
  • lil' thoughts with jen
  • The Birds Papaya
  • gracemelia.com | Parenting Blogger Indonesia
  • The Arsalan Family Journal
  • Diary of an Honest Mom
Perlihatkan 10 Perlihatkan Semua

Label

About Time (4) Alessia Cara (2) art (6) Ask Me Anything (1) Aurora (1) Avril Lavigne (6) beauty (9) Beyonce (1) Birdy (2) Book (6) breastfeeding (4) Bullet Journal (1) Catatan Pribadi (12) Chasing Liberty (1) Chris Jones (1) Christina Perri (10) classmates (2) Demi Lovato (6) Dubai (2) Easy A (1) Elle King (3) Emma Stone (1) Epica (2) Fall Out Boys (1) family (11) fashion (2) First Aid Kit (1) Florence And The Machine (1) friends (13) gardening (1) hangout (13) Healt (2) Human Of New York (1) Iggy Azalea (2) Instagram (7) introvert (16) JOGJAKARTA (1) John Mayer (2) journey of motherhood (13) Keltie Knight (4) kuliner (1) Lana Del Rey (8) Lesson learned (21) Lorde (5) love love love (48) LoveStrong Tour (2) lyric (10) Make Up (2) Matthew Godde (1) Matthew Goode (2) Movie (24) MPASI (1) Muneca Brave (1) Music (47) my pregnancy journey (10) my story and my world (117) Natalia Oreiro (2) naura (5) Once Upon A time in Strorybrooke (5) Orange Is The New Black (1) parenting (2) photography (32) Pieces of my heart (83) plants (2) Playlist (22) quotes (30) Regina Spektor (3) review (12) Sam Smith (2) sampaikan ilmu walaupun satu ayat (2) see who i am (11) Sharon Den Adel (5) Sia (2) Simone Simons (2) sinopsis (12) skin care (2) Stoker (1) Taylor Swift (5) Telenovela (1) The Clique (1) The Lookout (1) The Notebook (1) The Ting Tings (1) traveling (22) Tv series (8) Under The Tuscan Sun (1) Within Temptation (6) work (22)

Blog Archive

  • September 2024 (1)
  • Juli 2024 (1)
  • Februari 2024 (1)
  • Mei 2023 (1)
  • Oktober 2022 (3)
  • September 2022 (4)
  • November 2021 (5)
  • Agustus 2021 (1)
  • Mei 2021 (4)
  • Februari 2021 (1)
  • Januari 2021 (1)
  • Desember 2020 (5)
  • Desember 2019 (2)
  • Februari 2019 (12)
  • Januari 2019 (8)
  • Desember 2018 (2)
  • Mei 2018 (1)
  • Agustus 2017 (2)
  • April 2017 (1)
  • Maret 2017 (9)
  • Februari 2017 (1)
  • September 2016 (2)
  • Juni 2016 (2)
  • Februari 2016 (5)
  • Januari 2016 (3)
  • Desember 2015 (10)
  • November 2015 (4)
  • Oktober 2015 (9)
  • September 2015 (2)
  • Agustus 2015 (2)
  • Juli 2015 (2)
  • Juni 2015 (2)
  • Mei 2015 (2)
  • April 2015 (4)
  • Maret 2015 (2)
  • Januari 2015 (2)
  • November 2014 (3)
  • Oktober 2014 (7)
  • September 2014 (4)
  • Maret 2014 (5)
  • Februari 2014 (6)
  • Januari 2014 (10)
  • Desember 2013 (7)
  • November 2013 (3)
  • Oktober 2013 (4)
  • September 2013 (6)
  • Agustus 2013 (3)
  • Juli 2013 (2)
  • Juni 2013 (9)
  • Mei 2013 (5)
  • April 2013 (8)
  • Maret 2013 (19)
  • Februari 2013 (5)
  • Januari 2013 (3)
  • Desember 2012 (3)
  • November 2012 (3)

Created with by ThemeXpose