• Home
  • About Me
  • Menu
    • Music
    • Chit-Chat
    • Potography
facebook twitter instagram Email

Canvas Of Life

maybe this is what you need to find your inner bad ass.. "the solitary prowess of a silent life"


sedikit melenceng dari tema motherhood yang belakangan ini saya tulis sejak menjadi newmom. hehehe beberapa bulan yang lalu saya melihat postingan tiktok dengan caption "when you are not pretty, so you have to study harder, so that at least people appreciate your existense" kalau di translate menjadi : jika kamu tidaklah cantik, kamu harus lebih giat belajar jadi setidaknya orang-orang mengapresiasi keberadaanmu.

hmmm.. sebagai alumni minderan, memang hal ini cukup sulit karena saya juga benar-benar merasakannya dulu, ketika saya merasa jelek bukan karena bernasib jelek. namun, karna penilaian dan perlakuan orang-orang yang membuat saya seperti menjadi berbeda dan tidak bisa join dengan circle toxic mereka. yang pada akhirnya membuat saya menjadi pribadi yang tidak bersyukur dan rendah diri..

but, that's the problem, honey.. dunia ini begitu luas dan kehidupan bermasyarakat bukan sebatas di sekolahan atau di universitas saja. maka dari itu pintar akademik saja juga tidaklah cukup.. apa artinya lulus dengan nilai terbaik, juga nanti di dunia kerja masih tergerus dengan beauty standart. perusahaan dimana-mana pada awalnya lebih mengutamakan punya pegawai yang berpenampilan menarik. bla bla.. belum lagi hidup di masyarakat yang penuh dengan bodyshamming.

Maka... jikalah berusaha disatu bidang tidaklah berhasil, maka gali potensi yang lain. walaupun tidak goodlooking tapi punya potensi2 yang lain.. berkaca dari pengalaman pribadi yang selalu merasa insecure dari dulu.. lama-lama capek harus terus-terusan ngerasa minder, akhirnya bisa menerima diri sendiri.. menjauh dari circle yang penuh body shamming lebih menyehatkan mental dan mendapatkan ketenangan batin. memanglah tidak mudah karena "loving yourself + self acceptance" bukanlah proses instan, dan belajarnya bertahun-tahun supaya bisa menghilangkan rasa baper..  keluar dari lingkungan toxic & carilah tempat dimana yang lebih bisa menghargai keberadaanmu. apa adanya.

barulah akan sadar.. 

you're WORTHY and you're so much more than that..!

dan satu lagi naikin value diri sendiri, bukan karena ingin di puji, bukan karena ingin keberadaannya di akui. tapi untuk menambah kualitas diri. beauty privilige is real tapi pada akhirnya manusia semua akan menua, dan orang akan melihat bukan hanya dari penampian tapi dari kepribadian kita.

saya jadi ingat dengan puisi rupi kaur yang berjudul i want to apologize tentang beauty privilige yang jika di translate berbunyi seperti ini :

“Saya ingin meminta maaf kepada semua wanita yang saya sebut cantik. sebelum saya menyebut mereka cerdas atau berani. saya minta maaf saya membuatnya terdengar seolah-olah sesuatu yang sederhana seperti apa yang kamu miliki sejak lahir. hanya itu yang harus kamu banggakan, ketika kamu telah memecahkan gunung dengan kecerdasanmu. mulai sekarang saya akan mengatakan hal-hal seperti: kamu tangguh, atau kamu luar biasa. bukan karena menurutku kamu cantik tapi karena saya ingin kamu tahu, kamu lebih dari itu” YOU ARE SO MUCH MORE THAN THAT.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

bawa bayi ke mall? yay or nay? saya termasuk ibu-ibu introvert tapi yang juga demen banget sama yang namanya plesiran. semenjak hamil trimester 3 sudah jarang dan hampir tidak pernah pergi jauh kecuali memang untuk berkunjug ke rumah saudara atau untuk keperluan check ke dokter. semenjak melahirkan juga merasa aktifitas jalan-jalan juga cukup terbatas. karena takut anak kenapa-napa disaat di bawa bepergian jauh atau terkena angin. semua aktifitas belanja kebutuhan rumahtangga juga saya banyak di pesan secara online, belum berani bawa ke mall atau ke supermaret karena takut anak saya yang masih newborn ketemu banyak orang di tempat umum yang rawan virus.

namun selesai melahirkan 40 hari, saya harus tetap mudik ke kampung suami untuk silaturahmi pada saat idulfitri. jadi anak saya dari sebelum usia dua bulan sudah harus keluar motoran. lama kelamaan saya juga ingin sekali ke mall, pertama kali ke mall anak saya kira-kira sudah 2 bulan. tidak begitu berkesan menurut saya karena anak saya belum mengenali keramaian atau objek-objek sekitar karena masih di gendong, hanya diam dan tidur.. pada saat itu juga tidak membawa stroller dan anak full di gendong, jadi cukup membuat kelelahan dan pundak terasa pegal banget.

kedua kalinya, saya ngemall sama anak ketika usia 7 bulan. dan sudah terasa begitu mengasyikan. karena anak sudah bisa duduk mandiri, bisa mengenali tempat baru, terlihat excited saat bermain, mengenali suara keramaian dan cahaya lampu-lampu yang menarik perhatiannya.




jadi jika sekarang di tanya, bawa bayi ke mall. yay or nay? jawabannya yay! tapi tidak begitu semena-mena asal bawa seperti bawa badan sendiri. karena bayi masih begitu fragile dengan dunia luar maka harus ada beberapa yang perlu di perhatikan sebelum membawa serta baby keluar..

  • pastikan kondisi badan si anak benar-benar sehat dan punya mood yang baik
yang paling utama dan penting adalah kondisi badan anak dulu, karena mall tempatnya begitu banyak orang, apalagi begitu ramenya pas weekend. jadi bayangkan walaupun tempatnya indoor adem ber-AC tapi disana juga sarangnya bakteri dan virus. beuh! jadi pastikan kondisi badan anak sehat. tidak sedang pilek/flu, batuk. pastikan juga si baby sedang mood yang baik. tidak sedang rewel atau ngantuk.
  • sudah kenyang, mandi dan tidur
ini juga penting yah, karena saya tidak akan segera berangkat jika si baby sedang rewel. dan rela mengulur waktu supaya anak sudah makan dulu, sudah menyusu dan sudah tidur, walaupun sepanjang perjalanan akan tidur lagi.
  • persiapan bekal
selain asi/sufor, jika anak sudah 6+ bulan pastikan bawa makanan dan minuman pula, minimal bawa air putih dalam botol supaya sewaktu-waktu anak haus tidak perlu repot mencari air mineral. bawa juga standart perbekalan bayi seperti diapers, tisu kering, tisu basah, baju ganti, kupluk, jaket/selimut 
  • jangan sendirian, repot.
biar mudah dicari, semua perlengkapan di bawa dalam satu tas. jangan sendirian ketika ngemall karena tujuannya supaya ada yang bisa membawakan tas. haha.. kalau tidak akan begitu berat dan merepotkan sekali.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

 

this picture belong to orami
pada saat ketika saya hamil, saya sering rembaca review dan ulasan dari berbagai pengalaman ibu-ibu yang merawat anaknya dengan berbagai perbedaan dan caranya sendiri. ada yang menggunakan popok kain tali, Diapers (popok sekali pakai) ataupun Clodi (Cloth Diaper) atau lebih dikenal dengan popok yang bisa di cuci dan ramah lingkungan. dan pikiran saya langsung ingin memilih Clodi (Cloth diaper) karena pikir saya walaupun harganya cukup mahal, namun bisa terus bergantian di pakai setelah cuci jemur. Clodi juga tidak mencemari lingkungan. saya pun membeli beberapa Clodi untuk bayi saya nanti. kemudian saat yang dinantikan pun tiba, ketika anak saya dilahirkan tidak langsung di pakaikan Diaper ataupun Clodi. namun menggunakan popok kain tali, karena perawat di rumahsakit pada saat itu juga mencarikan popok kain tali ketika anak saya mau di mandikan. bukan hanya lebih aman dengan tubuhnya juga yang masih mungil, namun juga umumnya bayi baru lahir menggunakan popok kain tali.
kebiasaan di rumahsakit juga terbawa sampai rumah, bayi saya menggunakan popok kain tali sampai lebih dari 40 hari. di usia segitu bayi baru lahir sering sekali pipis, sering kentut cepirit dan BAB. jadi kami sering sekali mengganti popoknya sehari total bisa 7-10 kali. sekali si bayi merasa tidak nyaman di urusan belakangnya, dia pasti menangis karena tidak betah dan minta di ganti setiap waktu. lama kelamaan menggunakan popok kain tali tidak efektif sama sekali, karena harus di alasi dengan perlak dan bayi sering kali rewel setiap kali popoknya basah.

lewat dari usia 40 hari, bayi saya sudah tidak bisa lagi di pakaikan popok kain tali karena badannya sudah kian menggemuk, pahanya mulai membersar dan ketika di pakaikan popok kain tali akan selalu melorot. kemudian saya pakaikan Clodi namun ukurannya masih terlalu besar untuk newborn dan saudara saya bilang ukuran Clodi yang saya beli itu hanya bisa di pakai ketika usia 6 bulan keatas. duuh.. padahal ketika saya beli dengan keterangan bisa pakai dari newborn. haa!

saya putuskan untuk pakai Diapers sekali pakai. yay!
lagi pula banyak saudara yang mengkado dengan Diapers ukuran S jadi akan sayang jika tidak segera di pakai karena keburu nanti bayi saya cepat besar untuk memakai ukuran S. sebulan, dua bulan, tiga bulan.. akhirnya saya menemukan kenyamanan menggunakan Diapers karena tidak perlu cuci-cuci, praktis langsung buang. tidak perlu pula mencuci setiap hari, tidak perlu menghawatirkan cuaca mendung karena cucian lama kering dsb. lebih hemat tenaga, hemat sabun dan air. banyak sekali ibu-ibu yang mengkritik saya karena menggunakan Diapers 24 jam karena kasian rawan ruam dsb. lagipula menurut saya mau ruam atau lecet tergantung ibunya juga sih. jadi jangan menggunakan Diapers terlalu lama dan terlalu penuh. disarankan ganti setiap 4 jam, dan kalaupun sampai ruam gunakan rash cream setiap nappy change.
dan akhirnya anak saya berusia 6 bulan.. tersirat di pikiran mau di apain ya ini Clodi (Cloth Diapers)? sayang sekali sudah di beli semenjak hamil, namun belum di pakai hahaha. langsung pikiran saya tertuju sudah terlalu nyaman dengan Diapers yang tinggal buang sekarang begitu magernya cuci-cuci menggunakan Clodi. tapi tetap akhirnya saya pakaikan ke bayi saya, untuk selang-seling mengurangi penggunaan Diapers biar lebih ngirit pengeluaran. ketika saya menulis ini anak saya tepat berusia 7 bulan, dan setelah 7 bulan menjadi Newmom.. bisa saya simpulkan apa saja kelebihan menggunakan popok kain tali, Diapers dan Clodi berikut ini :

1. Popok kain tali

kelebihan 
  • harga murah
  • aman untuk newborn
  • lebih nyaman karena tidak bulgi
  • meminimalisir ruam dan iritasi, karena tidak menumpuk cairan
kekurangan
  • tidak bisa di pakaikan untuk bayi lebih dari kira-kira usia 40 hari / hampir 2 bulanan
  • harus cuci-cuci
  • bayi sering rewel, ketika popok kain talinya basah/kotor
  • tidak bisa di pakai untuk bepergian
2. Diapers (popok sekali pakai)

kelebihan
  • bayi lebih anteng karena nyaman karena cairan langsung terserap dan masih terasa kering
  • praktis. tidak perlu cuci-cuci
  • hemat tenaga, air dan sabun
  • bisa di pakai untuk bepergian
kekurangan
  • boros, karena harus beli terus menerus
  • rawan ruam/iritasi
  • menjadi limbah yang tidak ramah lingkungan
  • terlihat bulgy
3. Clodi (Cloth Diapers)

kelebihan
  • bisa di pakai berulang-ulang dan bisa diwariskan
  • tidak bocor (karena dilapisi dengan insert seperti handuk)
  • model lucu-lucu
  • tidak mencemari lingkungan
kekurangan
  • harga lebih mahal
  • tidak di sarankan untuk digunakan pada saat bepergian
  • ribet, harus cuci-cuci
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Total Pageviews

About Me

About Me
29. I can express myself a lot better through writing than I can through talking. I enjoy writing and I like to think I am good at it. and i just want to be better thinker.

Comments

Follow Me

  • facebook
  • instagram
  • youtube

recent posts

My favorite blog

  • Soul Side Journey
    Year 10
    4 bulan yang lalu
  • BlueStellar's Blog
  • Mommy Diary ®
  • SMOONSTYLE
  • Life Is An Absurd Journey
  • menariberdua
  • lil' thoughts with jen
  • The Birds Papaya
  • gracemelia.com | Parenting Blogger Indonesia
  • The Arsalan Family Journal
  • Diary of an Honest Mom
Perlihatkan 10 Perlihatkan Semua

Label

About Time (4) Alessia Cara (2) art (6) Ask Me Anything (1) Aurora (1) Avril Lavigne (6) beauty (9) Beyonce (1) Birdy (2) Book (6) breastfeeding (4) Bullet Journal (1) Catatan Pribadi (12) Chasing Liberty (1) Chris Jones (1) Christina Perri (10) classmates (2) Demi Lovato (6) Dubai (2) Easy A (1) Elle King (3) Emma Stone (1) Epica (2) Fall Out Boys (1) family (11) fashion (2) First Aid Kit (1) Florence And The Machine (1) friends (13) gardening (1) hangout (13) Healt (2) Human Of New York (1) Iggy Azalea (2) Instagram (7) introvert (16) JOGJAKARTA (1) John Mayer (2) journey of motherhood (13) Keltie Knight (4) kuliner (1) Lana Del Rey (8) Lesson learned (21) Lorde (5) love love love (48) LoveStrong Tour (2) lyric (10) Make Up (2) Matthew Godde (1) Matthew Goode (2) Movie (24) MPASI (1) Muneca Brave (1) Music (47) my pregnancy journey (10) my story and my world (117) Natalia Oreiro (2) naura (5) Once Upon A time in Strorybrooke (5) Orange Is The New Black (1) parenting (2) photography (32) Pieces of my heart (83) plants (2) Playlist (22) quotes (30) Regina Spektor (3) review (12) Sam Smith (2) sampaikan ilmu walaupun satu ayat (2) see who i am (11) Sharon Den Adel (5) Sia (2) Simone Simons (2) sinopsis (12) skin care (2) Stoker (1) Taylor Swift (5) Telenovela (1) The Clique (1) The Lookout (1) The Notebook (1) The Ting Tings (1) traveling (22) Tv series (8) Under The Tuscan Sun (1) Within Temptation (6) work (22)

Blog Archive

  • September 2024 (1)
  • Juli 2024 (1)
  • Februari 2024 (1)
  • Mei 2023 (1)
  • Oktober 2022 (3)
  • September 2022 (4)
  • November 2021 (5)
  • Agustus 2021 (1)
  • Mei 2021 (4)
  • Februari 2021 (1)
  • Januari 2021 (1)
  • Desember 2020 (5)
  • Desember 2019 (2)
  • Februari 2019 (12)
  • Januari 2019 (8)
  • Desember 2018 (2)
  • Mei 2018 (1)
  • Agustus 2017 (2)
  • April 2017 (1)
  • Maret 2017 (9)
  • Februari 2017 (1)
  • September 2016 (2)
  • Juni 2016 (2)
  • Februari 2016 (5)
  • Januari 2016 (3)
  • Desember 2015 (10)
  • November 2015 (4)
  • Oktober 2015 (9)
  • September 2015 (2)
  • Agustus 2015 (2)
  • Juli 2015 (2)
  • Juni 2015 (2)
  • Mei 2015 (2)
  • April 2015 (4)
  • Maret 2015 (2)
  • Januari 2015 (2)
  • November 2014 (3)
  • Oktober 2014 (7)
  • September 2014 (4)
  • Maret 2014 (5)
  • Februari 2014 (6)
  • Januari 2014 (10)
  • Desember 2013 (7)
  • November 2013 (3)
  • Oktober 2013 (4)
  • September 2013 (6)
  • Agustus 2013 (3)
  • Juli 2013 (2)
  • Juni 2013 (9)
  • Mei 2013 (5)
  • April 2013 (8)
  • Maret 2013 (19)
  • Februari 2013 (5)
  • Januari 2013 (3)
  • Desember 2012 (3)
  • November 2012 (3)

Created with by ThemeXpose