Pelajaran Hidup dari acara Tidying Up With Marie Kondo (Seni beres-beres rumah ala Jepang)
bulan lalu saya melihat salah satu story teman instagram saya yang ng-share acara reality show baru di Netflix berjudul Tidying Up With Marie Kondo. teman saya menyebut kalau acara ini jadi favoritnya karena merasakan hal yang sama menghadapi never ending 'rumah berantakan'. ternyata acara ini sedang hits banget di Amerika, ketika saya scrolling di facebook banyak sekali artikel berita yang membahasnya berkali-kali dan membuat saya penasaran sebenernya ini acara apa sih?
so.. Marie Kondo adalah seorang organizer consultant asal Jepang yang juga seorang penulis. bukunya juga laku sampai jutaan copies dan di terjemahkan dalam berbagai bahasa. yang kebetulan akhirnya Netflix membuatkan acara reality show untuknya yang mengulas kegiatan Marie Kondo membantu para clients-nya menata rumah berantakan yang penuh dengan tumpukan barang. menurut saya ini bukan acara bere-beres rumah biasa, tapi ada seni, sisi emotional, cinta dan pelajaran hidup yang saya peroleh selesai menonton acara ini. yaitu :
1. kebersihan dan kerapihan rumah merupakan tanggung jawab bersama
yang paling favorite dalan setiap episode ini yaitu, bagaimanapun keadaan rumah selalu melibatkan semua anggota keluarga, termasuk suami! suami juga ikut andil dan turun tangan dalam hal kebersihan rumah. saya suka karena itu juga sisi positif dari budaya barat. bandingkan dengan budaya ketimuran atau notabene orang asia. tugas istri selalu di tekankan mengurus semua urusan rumah, kebersihan, kerapihan, masak, mengurus anak (akan sangat begitu sulit merapikan rumah jika punya balita berkeliaran kan? ibu-ibu pasti paham). kalau ibu rumah tangga sih tak masalah ya. nah kalau sang istri juga working mom gimana? akan sangat egois juga semua di bebankan kepada istri dengan segala kesibukan dan masih di tuntut untuk nyari duit pula. kehamonisan keluarga bukan terletak dari patokan budaya dan aturan agama semata yang semata-mata menilai 'semua itu kerjaan cewek'. tapi juga pengertian akan pembagian tugas masing-masing. bagaimana rumah mau bersih dan tertata rapi kalau tidak ada kerjasama antara istri dan suami? suami juga turut andil seperti contohnya membuang sampah pada tempatnya, membersihkan garasi, loteng, halaman, kendaraan, tidak menaruh cucian kotor sembarangan, tidak membuang sisa rokok di sembarang tempat dll intinya pengertian dan kerjasama.
2. Rumah berantakan mempengaruhi hubungan dengan orang terdekat
dari episode pertama saya sudah langsung paham. yah walaupun saya belum pernah menikah dan belum pernah berumah tangga. tapi memang rumah berantakan juga bisa mempengaruhi hubungan dengan orang terdekat. suami jadi bete tiap pulang kerja karena melihat keadaan rumah yang seperti di serang tonado haha mainan anak tersebar dimana-mana. ketika hal-hal sepele seperti mencari barang yang tidak ketemu juga bisa berhujung dengan pertengkarang.
3. Buang barang-barang yang tidak membuat bahagia/berguna
saya sering kesal dengan Mama saya yang ketika pulang pasti membuang bermacam barang yang menurutnya 'tidak beguna' tanpa belas kasihan haha apalagi kalau saya menaruh barang di sembarang tempat kemudian hilang, sudah di pastikan di buang dengan alasan 'jika saya punya barang yang di anggap penting, maka saya juga harus merawat dan menyimpannya dengan benar'
dan kekesalan saya sama Mama hilang semenjak menonton ini karena ternyata Mama saya selama ini benar. 50% rumah berantakan di sebabkan karena kita hobi menimbun barang padahal barang-barang tersebut belum tentu punya manfaat. Marie Kondo selalu membuat pilihan kepada Client untuk menyortir barang mana yang di butuhkan rumah mana yang perlu di buang atau di donasikan. Marie Kondo juga mengajarkan kalau kita harus menghargai apapun yang kita miliki dengan merawatnya dan meletakannya di tempat yang seharusnya.
4. simpan barang-barang kenangan dengan baik
yang membuat saya salut dengan Marie Kondo yaitu tidak pernah menyepelekan barang milik Clients. tidak semua yang tidak punya nilai 'manfaat' harus di buang begitu saja. seperti halnya barang-barang kenangan yang punya sisi emosional harus tetap di simpan namun dengan cara yang efektif. seperti menyusunnya dengan cara vertikal ya! not horizontal. mengelompokan barang dari yang terkecil dulu, di simpan di box kecil. seperti kotak perhiasan, foto-foto lalu di simpan di suatu yang lebih besar seperti kotak sepatu dll
5. jangan overshopping dan jangan hobi menimbun barang
Marie Kondo juga mengajarkan saya untuk membeli sesuatu yang benar-benar bermanfaat di rumah. jangan hanya karena ada diskon lalu kita overshopping yang hanya akan menjadi timbunan barang di rumah
6. it's a Lifestyle
jangan salah mengartikan jika kita merasa sudah menata dan membersihkan rumah sekali maka masalah akan hilang begitu saja. karena tentu saja rumah akan kembali berantakan jika kita masih saja belum bisa menerapkan gaya hidup teratur dan masih hobi menimbun barang. karena perubahan akan terjadi jika kita tidak malas dan menjadikan 'beres-beres' sebagai gaya hidup sehari-hari.
so.. Marie Kondo adalah seorang organizer consultant asal Jepang yang juga seorang penulis. bukunya juga laku sampai jutaan copies dan di terjemahkan dalam berbagai bahasa. yang kebetulan akhirnya Netflix membuatkan acara reality show untuknya yang mengulas kegiatan Marie Kondo membantu para clients-nya menata rumah berantakan yang penuh dengan tumpukan barang. menurut saya ini bukan acara bere-beres rumah biasa, tapi ada seni, sisi emotional, cinta dan pelajaran hidup yang saya peroleh selesai menonton acara ini. yaitu :
1. kebersihan dan kerapihan rumah merupakan tanggung jawab bersama
yang paling favorite dalan setiap episode ini yaitu, bagaimanapun keadaan rumah selalu melibatkan semua anggota keluarga, termasuk suami! suami juga ikut andil dan turun tangan dalam hal kebersihan rumah. saya suka karena itu juga sisi positif dari budaya barat. bandingkan dengan budaya ketimuran atau notabene orang asia. tugas istri selalu di tekankan mengurus semua urusan rumah, kebersihan, kerapihan, masak, mengurus anak (akan sangat begitu sulit merapikan rumah jika punya balita berkeliaran kan? ibu-ibu pasti paham). kalau ibu rumah tangga sih tak masalah ya. nah kalau sang istri juga working mom gimana? akan sangat egois juga semua di bebankan kepada istri dengan segala kesibukan dan masih di tuntut untuk nyari duit pula. kehamonisan keluarga bukan terletak dari patokan budaya dan aturan agama semata yang semata-mata menilai 'semua itu kerjaan cewek'. tapi juga pengertian akan pembagian tugas masing-masing. bagaimana rumah mau bersih dan tertata rapi kalau tidak ada kerjasama antara istri dan suami? suami juga turut andil seperti contohnya membuang sampah pada tempatnya, membersihkan garasi, loteng, halaman, kendaraan, tidak menaruh cucian kotor sembarangan, tidak membuang sisa rokok di sembarang tempat dll intinya pengertian dan kerjasama.
2. Rumah berantakan mempengaruhi hubungan dengan orang terdekat
dari episode pertama saya sudah langsung paham. yah walaupun saya belum pernah menikah dan belum pernah berumah tangga. tapi memang rumah berantakan juga bisa mempengaruhi hubungan dengan orang terdekat. suami jadi bete tiap pulang kerja karena melihat keadaan rumah yang seperti di serang tonado haha mainan anak tersebar dimana-mana. ketika hal-hal sepele seperti mencari barang yang tidak ketemu juga bisa berhujung dengan pertengkarang.
3. Buang barang-barang yang tidak membuat bahagia/berguna
saya sering kesal dengan Mama saya yang ketika pulang pasti membuang bermacam barang yang menurutnya 'tidak beguna' tanpa belas kasihan haha apalagi kalau saya menaruh barang di sembarang tempat kemudian hilang, sudah di pastikan di buang dengan alasan 'jika saya punya barang yang di anggap penting, maka saya juga harus merawat dan menyimpannya dengan benar'
dan kekesalan saya sama Mama hilang semenjak menonton ini karena ternyata Mama saya selama ini benar. 50% rumah berantakan di sebabkan karena kita hobi menimbun barang padahal barang-barang tersebut belum tentu punya manfaat. Marie Kondo selalu membuat pilihan kepada Client untuk menyortir barang mana yang di butuhkan rumah mana yang perlu di buang atau di donasikan. Marie Kondo juga mengajarkan kalau kita harus menghargai apapun yang kita miliki dengan merawatnya dan meletakannya di tempat yang seharusnya.
4. simpan barang-barang kenangan dengan baik
yang membuat saya salut dengan Marie Kondo yaitu tidak pernah menyepelekan barang milik Clients. tidak semua yang tidak punya nilai 'manfaat' harus di buang begitu saja. seperti halnya barang-barang kenangan yang punya sisi emosional harus tetap di simpan namun dengan cara yang efektif. seperti menyusunnya dengan cara vertikal ya! not horizontal. mengelompokan barang dari yang terkecil dulu, di simpan di box kecil. seperti kotak perhiasan, foto-foto lalu di simpan di suatu yang lebih besar seperti kotak sepatu dll
5. jangan overshopping dan jangan hobi menimbun barang
Marie Kondo juga mengajarkan saya untuk membeli sesuatu yang benar-benar bermanfaat di rumah. jangan hanya karena ada diskon lalu kita overshopping yang hanya akan menjadi timbunan barang di rumah
6. it's a Lifestyle
jangan salah mengartikan jika kita merasa sudah menata dan membersihkan rumah sekali maka masalah akan hilang begitu saja. karena tentu saja rumah akan kembali berantakan jika kita masih saja belum bisa menerapkan gaya hidup teratur dan masih hobi menimbun barang. karena perubahan akan terjadi jika kita tidak malas dan menjadikan 'beres-beres' sebagai gaya hidup sehari-hari.
0 comments