LOSER Part #2
ini merupakan postingan lanjutan cerita saya di postingan yang sebelumnya disini. setiap orang memang pernah merasa dirinya sebagai pecundang. ya, saya termasuk berulang kali merasakannya. dan saya benar benar merasakannya saat lulus Kuliah, dan itu lebih berat di mental saya dari pada saat saya lulus SMA. Lulus kuliah adalah hal yang paling membanggakan yang pernah saya capai
di dalam hidup saya, karena di dalam keluarga besar saya jarang sekali ada yang
melanjutkan sekolahnya di jenjang kuliah.. saya hanya melanjutkan kuliah sampai
tinggkat D3 saja, iya memang sengaja. Padahal ibu saya sebelumnya terus
menyuruh saya untuk melanjukan ke S1, tapi saya terus menolaknya..
Saya terlalu takut untuk menanggung beban sosial yang harus saya
tanggung di kemudian hari.. saya takut jika nanti lulus S1 tapi saya bakalan
lama sekali menganggur di rumah.. saya takut jika nanti lulus S1 saya tidak
mendapatkan pekerjaan yang memuaskan keluarga saya.. Dan beberapa ketakutan yang lainnya, yang membuat saya menolak untuk
melanjutkan kuliah..
Sebelum lulus kuliah saya membayangkan mencari pekerjaan dengan mudah,
tetapi kenyataanya berkata lain.. puluhan lamaran saya sebar tetapi tetap
hasilnya Nihil, sampai saya lupa berapa jumlah pasti lamaran yang saya sebar.. Sebelumnya banyak yang bilang, mencari pekerjaan memang sulit,
tapi dulu saya mengabaikannya begitu saja karena saya yakin saya mampu mendapat pekerjaan dengan mudah.. tapi ya begitulah, beberapa kali tes namun satupun tidak ada yang lolos, dan memang saya merasa kehidupan yang sebenarnya berawl dari sini..
mama saya terus menyuruh saya supaya mau menjadi guru, tak apa jika cuma menjadi guru honorer yang di gaji cuma tak seberapa. mama saya pun tak masalah jika tiap bulan masih mengirimkan uang untuk kebutuhan saya, sedangkan saya harus menunggu beberapa tahun tidak tau pastinya sambil berjuang menjadi PNS. jujur saya saya tidak pernah berminat bekerja seperti itu dari dulu, saya lebih memilih bekerja di swasta.
panggilan pekerjaan pun akhirnya datang untuk pertama kalinya, saya mendapat panggilan interview di salah satu bank swasta dan saya harus datang ke semarang. ya jauh jauh saya menempuh jarak puluhan kilometer ke semarang ternyata hasilnya saya cuma jadi salah satu nomor antrian yang akhirnya tidak akan pernah ada hasilnya.
panggilan pekerjaan untuk yang kedua kalinya pun datang.. saya mendapat panggilan untuk tes psycotes di salah satu bank swasta terbesar indonesia, dan saya lagi lagi harus tes di semarang.. yang akhirnya dalam dua minggu saya tidak di hubungi lagi oleh pihak sana.
panggilan pekerjaan untuk yang kedua kalinya pun datang.. saya mendapat panggilan untuk tes psycotes di salah satu bank swasta terbesar indonesia, dan saya lagi lagi harus tes di semarang.. yang akhirnya dalam dua minggu saya tidak di hubungi lagi oleh pihak sana.
disitu lah awal saya merasa jadi pecundang sekali, saya benar benar malu.. ongkos saya untuk ke semarang pun tidaklah sedikit. saya menghabiskan banyak uang mama saat kuliah hingga wisuda, tapi untuk mencari pekerjaan pun saya juga banyak menghabiskan uang mama (lagi) untuk ongkos, beli pakaian, urus urus surat segalam macam namun belum juga ada hasilnya.
delapan bulan sudah saya menganggur, saya mulai menerima beban sosial dan selalu malu saat ditanya suci sekarang kerja dimana? saya juga jarang ikut saat berkumpul dengan teman teman kuliah saya karena pasti akan di tanya kegiatan saya dan pekerjaan saya. duh padahal banyak teman teman kuliah saya juga yang bernasib sama, tapi saya termasuk orang yang tidak suka bercerita tentang rencana, proses dan angan angan. saya lebih suka bercerita tentang hasil. (hehe)
hal yang terberat saat itu waktu mama mulai menanyakan lagi dan lagi, sudah ada panggilan lagi belum? coba deh tanya tanya siapa kek yang mungkin bisa bantu. mama nggak masalah jika saya bisa bekerja dengan "nepotisme" alias kasih uang dalem.. dengan alasan mama saya saking kasiannya jika terus melihat saya menganggur. tapi saya tidak nyaman dengan cara tersebut, sepupu saya juga menolak tegas karena dengan cara seperti itu rejeki saya menjadi tidak berkah dan mematikan rejeki orang yang seharusnya mendapat pekerjaan tersebut. disaat itu (lagi) saya merasa menjadi pecundang, bahkan mencari pekerjaan saya saya sulit mendapatkannya.
akhirnya saya nekat berniat merantau di jakarta, mendatangi kantor BKK dan mendaftar di sebuat PT bersaing dengan anak anak lulusan SMA, karena pada saat itu saya benar benar putus asa, apa saja yang saya lakukan yang penting kerja, itu saja. saya mulai mendaftar dan mengikuti tes, ratusan anak anak lulusan SMA dari berbagai asal pun berkumpul, disitu saya benar benar membuang rasa malu saya karena pada saat itu saya benar benar desperate.tes tertulis sudah saya lalui, tinggal tes wawancara yang antrinya sampai 6jam. saya mulai jenuh dan capek sekali, sambil mengamati peserta lain yang lebih muda dari saya, ada juga lulusan SMA yang sudah banyak berpengalaman kerja dimana mana sehingga mudah saya dia menarik perhatian panitia. dari situ (lagi dan lagi) saya benar benar merasa seperti pecundang.. hingga sama anak anak lulusan SMA saja saya sudah kalah telak. ada rasa sedikit menyesal kenapa saya melanjutkan kuliah kalau saja saya bisa langsung bekerja saat lulus SMK dulu..
apakah kuliah saya yang 3tahun itu hanya sia sia dan buang buang waktu belaka? yang membuat saya susah mencari pekerjaan. andai saja saya tidak melanjutkan kuliah mungkin saja pengalaman kerja saya sudah banyak. gumam dalam hati saya saat bersaing dengan anak anak lulusan SMA.. disitulah titik terdalam saya saat merasa menjadi pecundang. hooaahh..
belum berakhir cerita saya untuk mendapatkan kerjaan haha saya benar benar depresi pada saat itu saya menelfon mama saya, apakah ada pekerjaan disana? saya ingin menyusul ke Dubai. kerja apapun walaupun jadi TKW saya juga mau asalkan bisa dekat dengan mama haha dengar kabar kalau Bos mama saya sedang membangun kantor yayasan Down Syndrom yang baru. dan nanti pasti bakalan banyak nerima karyawan baru. tapi tentu saja, mungkin saya tidak boleh bermimpi terlalu jauh. Bos mama saya sebenarnya mau nerima saya sebagai salah satu karyawannya tapi saya juga terkendala bahasa, saya tidak bisa bahasa arab. bahasa inggrispun masih belum lancar. Bos mama saya juga tidak bisa memberangkatkan saya dikarenakan dia sudah mengeluarkan 4 visa, 2 visa untuk orang indonesia yang sudah bekerja dengannya jadi tidak bisa mengeluarkan 1 visa lagi untuk orang lain. hmm..
tiba saatnya bulan september 2014..
budhe saya mau berangkat ke Dubai lagi, dan sedang mencari sponsor untuk keberangkatannya kesana.. dan sponsor itu bilang Bos nya lagi mau buka kantor cabang baru dan sedang mencari karyawan wanita menjadi Staff administrasi.
dan taraaa.. saya dengan mudahnya di terima tanpa tes apapun, karena pihak kantornya pun sedang benar benar butuh.
sudah berbulan bulan saya mengejar pekerjaan kesana kemari, tapi tak ada hasil..
memang kalau belum rejekinya mau di kejar kemana pun nggak akan dapet, kalau sudah waktunya maka pekerjaan itu akan menemukan saya sendiri.. ahh God is Good. Alhamdulillah.. saya benar benar bersyukur..
saya anggap pengalaman dulu itu sebagai pengalaman yang memang harus saya lalui.. dan saya yakin segala sesuatu memang bakalan indah pada waktunya :)
0 comments