LOSER.. part #1
26 April 2010 |
But now, I just wanna share my unimportant experience
about what I’ve been trough..
Banyak orang yang bilang hidup seseorang
itu akan di mulai kalau dia sudah dalam proses mencari jati dirinya dan lulus
dari sekolah. Ketika saya masih sekolah, saya pikir ujian nasional adalah hal
yang terberat dari semua hal yang akan dihadapi dalam hidup ini.. lulus adalah
satu satunya harapan, dan moment yang membahagiakan. Saya pikir bisa cari kerja
dengan mudah, mendapatkan uang banyak untuk beli ini itu yang saya mau, bisa
ngasih sama orang tua, bisa terus merasa senang karena pikiran saya yang bisa
terbebas dari stress karena hari hari saya banyak di habiskan hanya untuk menuntut
ilmu di bangku sekolah..
Tapi.. ternyata saya salah.
17 tahun, tahun 2010 saya lulus SMK.. semua
teman teman saya mulai banyak yang membicarakan dan merancang masa depan
mereka, ada yang berniat bekerja di luar kota, ada juga yang melanjutkan kuliah
dengan bangganya.. Saya sendiri masih bingung pada saat itu, lalu
saya mengutarakan ke orang tua bahwa saya ingin kuliah. Mulai beberapa minggu
kemudian saya mencari info dan datang ke kampus yang saya ingin daftar. Tapi begitu
saya melihat biaya pendidikan yang harus orang tua saya bayar.. dengan berat
hati saya langsung mengurungkan niat, dan berniat untuk mencari pekerjaan
saja..
tiba saatnya saya melihat ada lowongan
pekerjaan untuk menjadi karyawan di sekolah (SMK) untuk menjadi staf IT dan
operator, dan saya ingin sekali bisa di terima karena saya pikir pekerjaan itu
cocok buat saya dan sesuai dengan bidang yang saya sukai di sekolah.
Wawancara, tes IT semua berhasil saya lewati.. Tapi ada satu yang menghancurkan semangat saya
dari awal, yaitu ketika kepala sekolah memberitahukan tentang gaji saya yang
hanya di kasih seberapa. Mungkin Cuma habis buat ongkos saja dari rumah..
Tentu saja saya di anggap karyawan honorer,
yang bersedia mengabdi sekian lama dan rela di gaji sangat sedikit. Seperti calon
PNS gitu..
Saya begitu bodoh atau polos pada saat itu
belum tau tentang dunia kerja semacam itu, saya kira akan di gaji besar di
samakan seperti guru dll ya ampun… khayal khayal remaja 17tahun yang belum tahu
apa apa tentang dunia kerja.
pada saat itu saya malu sekali sama diri
sendiri..
Keluar dari ruang wawancara rasanya hati
saya di tampar sekeras kerasanya sambil menahan tangis..
Saya malu sama sepupu saya, dia seumuran
saya dan seangkatan walaupun beda sekolah.. dia sudah di terima pekerjaan di
luar kota dengan gaji yang cukup besar.. dia juga punya pintar dan punya
kepribadian yang enerjik berani merantau sendirian.
Saya malu sama mama saya, gimana caranya
saya cerita ketika pulang nanti ketika tahu pekerjaan saya hanya di gaji berapa
ratus ribu yang Cuma habis buat ongkos.. sedangkan sepupu saya sudah sukses di
kota orang..
Akhirnya saya keluar dan duduk menyendiri
sambil SMS ke salah satu sahabat saya “iyom”, sebenarnya saya ngetik SMS juga
sambil meneteskan air mata betapa cengengnya saya dulu.. saya ceritakan dari
awal sampai akhir.. dan saya pikir seperti menjebak diri sendiri dengan berniat
bekerja di sekolah.. Tapi sahabat saya terus mendukung saya dan
menyuruh saya untuk bersabar. Sahabat saya juga menyuruh jangan berhenti
menyerah begitu saja dan menyuruh saya untuk mencoba menjalani pekerjaan itu
dengan ikhlas.. yah, itung itung buat belajar dan pengalaman. Dan sahabat saya
juga menyuruh saya untuk jangan lepas berdoa supaya di kasih yang terbaik sama
Allah..
Kalau hati saya di ibaratkan gunungan es,
mendengar kata kata itu hati saya langsung mencair menjadi lautan :p
Akhirnya saya mulai menerima pekerjaan itu
dengan ikhlas, tapi tentu saja bukan tanpa cobaan..
Mama saya mulai menanyakan pekerjaan saya,
dan nada bicaranya seperti meremehkan. Iya lah? Logikanya kalau seseorang bisa
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik kenapa harus menghabiskan waktu dengan hal hal yang sia sia. Iya kan?
Saya juga tidak menyalahkan sikap mama
karena beliau memang benar, saya mulai di suruh mengundurkan diri dari
pekerjaan dan bekerja di luar kota seperti sepupu saya. Mama juga bilang apa
yang saya lakukan juga untuk mengejar masa depan saya sendiri. Mama gak akan
minta uang yang saya hasilkan dari kerja, tapi mama pengen saya mendapatkan
pekerjaan yang lebih baik.
Di saat itulah saya benar benar merasa
menjadi pecundang.. dan benar benar merasa seperti orang yang tak berguna.. apa
lagi terus terusan di bandingkan sama sepupu saya yang jauh punya banyak
keberanian, masih muda seumuran saya tapi berani mengambil resiko merantai di
kota orang sendirian..
3 bulan berlalu.. saya banyak menikmati
pekerjaan saya, walaupun gajinya sangat sedikit tapi saya disitu senang, banyak
mengenal orang dari berbagai profesi lainnya yang sudah seperti keluarga
sendiri.. Tapi kadang juga saya bosan sekali kalau
tidak ada pekerjaan sama sekali..
Akhirnya saya keluar dari pekerjaan itu
yang hanya bisa bertahan 3 bulan. Saya mulai pergi ke BKK dan mendaftarkan diri
untuk bekerja di luar kota.. saya mulai yakin dan mantap dengan pilihan saya. Terutama
dengan dorongan mama.. saya tidak merasa sakit hati sama sekali telah banyak di
bandingkan dengan sepupu saya yang lebih dari segalanya di banding saya, karena
saya sadar walaupun saya sering sebel dan selalu merasa menjadi orang yang tak
berguna di bandingkan dia. Itu semua semata mata juga untuk memotivasi saya
untuk menjadi orang yang lebih baik..
Selang beberapa hari setelah saya mendaftar
bekerja di luar kota.. mama juga sudah mulai overprotective nanti saya merantau
sama siapa, kerjanya sama siapa.. jika saya kerja disana siapa yang jagain
dsb.. Saya tidak tau pasti kenapa mama jadi
berubah pikiran kasihan sama saya jika bekerja sendirian di luar kota.. Yang jelas, setelah kejadian itu saya tidak
di perbolehkan dan langsung mengurungkan niat saya untuk bekerja di luar kota.
Sampai pada Akhirnya mama menyuruh saya
untuk melanjukan kuliah saja, karena mungkin mama saya belum tega melepas saya
kerja jauh sendirian. Padahal mood saya pada saat itu sudah turun banget untuk
kuliah sejak tahu mama gak punya cukup biaya..
Alhasil saya pun akhirnya mendaftarkan diri
di salah satu perguruan tinggi swasta yang masih buka pendaftaran dan memilih
jurusan yang saya inginkan.. sampai tahun 2013 saya lulus dengan gelar Diploma
3!
Everything Happens for A Reason..
Semua yang terjadi di dunia ini pasti punya
alas an tersendiri, semua kesulitan yang terjadi di dunia ini pasti ada hikmah.
Begitulah yang saya sadari ketika beberapa hari atau beberapa minggu pada saat
awal saya menjajaki bangku kuliah..
Allah mentakdirkan saya untuk bekerja
selama 3 bulan di sekolah, mungkin itu rencana indah Allah yang sudah di susun
untuk saya agar membuat waktu 3 bulan saya setelah lulus SMK menjadi BERMANFAAT...
Cuma Allah yang bisa membolak balikan hati
manusia, seperti hati mama juga hati saya yang di bolak balik. Awal lulus
sekolah saya ingin sekali kuliah, tapi gagal karena mama saya tidak cukup yakin
bisa memenuhi biayanya.. akhirnya keinginan kuliah pupus sudah dan saya bekerja
seadanya, tapi mama saya menyuruh untuk mencari pekerjaan yang lebih baik yang
pada akhirnya saya disuruh untuk kuliah saja..
Mungkin memang sudah jalannya, sudah
takdirnya saya mengenyam pendidikan lebih tinggi.. tapi Allah membuat jalannya
berliku supaya lebih indah dan menyadarkan saya agar selalu bersyukur..
Maaf kan saya ya Allah kalau jika sudah
terlalu banyak mengeluh :)
0 comments