melahirkan anak pertama
flasback lebih dari 6 bulan yang lalu. hpl bidan 7 maret 2022. namun di tunggu hingga hpl terlewat belum juga ada tanda-tanda bahwa saya akan segera malehirkan. pagi itu 11 maret 2022 saya memutuskan untuk periksakan ke pukesmas.
"bu, saya hamil sudah melewati hpl. sudah hampir 41 minggu tapi belum ada kontraksi"
"mau rujukan USG?"
bidan pukesmas langsung memberikan rujukan USG ke rumah sakit. saya langsung memilih rumahsakit baru yang dekat dengan rumah, karena pikir saya perut sudah sangat besar dan rasanya tidak sanggup untuk naik motor jarak jauh ke klinik spog yang biasa saya kunjungi ketika memerikakan kehamilan sebelumnya. tentu saja, tempatnya baru saja saya kunjungi dan dokternya juga baru pernah saya temui saat itu juga.
"lebih baik lahirkan sekarang saja bu, air ketubannya sudah berkurang dan plasentanya sudah bolong-bolong. bisa langsung dengan metode induksi, usahakan untuk bisa normal kalau tidak bisa ya harus operasi. kalau ibu mau sekarang langsung rawat inap." kata dokter
rasanya seperti tersambar petir begitu mendengar penjelasan dokter dengan nada yang seperti menakut-nakuti. saya kira akan melahirkan dengan gampangnya dan mudah kontraksi sekitar usia kehamilan 37-38 minggu.. namun kenyataannya hingga hampir 41 minggu si kecil masih betah di dalam perut. rasanya saya begitu terguncang dan tidak bisa menahan airmata saat itu juga. ditambah entah itu perawat apa bidan yang mondar mandir menanyakan bagaimana? mau rawat inap sekarang ya bu? keputusannya bagaimana?
akhirya saya memutuskan untuk rawat inap dan langsung induksi. suntik obat melalui infus dan memasukan pil kedalam vagina saya. ditunggu sampai 6 jam tidak ada reaksi apapun dan saya tidak merasakan ada kontraksi apapun selain mesin detak jantung bayi yang menandakan kalau detak jantung janin saya di kandungan mulai tidak stabil. dokter langsung menyarankan saya untuk operasi caesar. hal yang paling saya takutkan. sayapun tetap bersikukuh ingin melahirkan normal bila perlu saya ingin pindah rumahsakit saja. namun, perawat bilang tidak bisa pindah rumahsakit sama saja seperti cabut berkas pulang dengan paksa yang bisa mengakibatkan bpjs saya akan non aktif tidak bisa dipakai di rumahsakit manapun selama seminggu/lebih. karena sudah terlanjur rawat inap di rumahsakit ini dan perasaan tidak nyaman dari awal kedatangan yang terkesan seperti memaksa & menakut-nakuti dengan bahasa yang membuat mental saya langsung ngedown.. sedih sekali.
ingin rasanya waktu bisa diputar kembali. saya tidak akan menginjakan kaki di rumahsakit ini. saya akan memeriksakan kandugan saya di spog yang dulu, sepertinya dokternya lebih menenangkan jika berbicara dan lebih pro normal. andai waktu bisa terulang ingin juga menunggu sampai 3 hari lagi menuju tanggal 14 maret 2022 sesuai hpl yang tertera di USG ketika 2 bulan & 8 bulan.. andaikan andaikan.. tapi kenyataannya saya seperti terjebak disini dan tidak akan bisa meninggalkan rumahsakit kecuali setelah operasi.
kemudian suami saya menenangkan saya jikalau memang keadaan tidak memungkinkan untuk melahirkan normal, caesar juga tidak apa-apa yang penting semuanya sehat. karena dokter juga sudah mondar mandir menyuruh segera caesar. dari dokter kandungan, dokter anestesi, dokter anak semuanya sudah pada siap. setelah mendapat restu dari suami akhirnya saya pasrah saja untuk operasi.
seperti apa rasanya? hmm
awalnya saya bilang sebelu pemasangan selang kateter, saya mau kencing dulu ke kamar mandi karena udah kebelet. tapi malah dilarang dan disuruh kencing lewat selang saja nanti kalau sudah terpasang. sungguh hal menjengkelkan di tambah lagi dengan pemasangan selang kateter di saluran kencing yang berkali-kali gagal. berkali-kali di tusukan ke 'lubang' yang salah sampai ada bercak darah, sampai saya benar-benar kesakitan. akhirnya suami memanggil perawat/bidan yang lain untuk melakukannya dan berhasil. rasanya tidak nyaman sekali karena saya tadinya benar-benar sudah kebelet pengen kencing, mau ngeden lewat selang juga tidak terasa sudah keluar belum aduh rasanya benar-benar tidak nyaman dan mengganggu.
kemudian saya disuruh melepas semua pakaian di ganti dengan baju operasi berwarna hijau, berganti bed. dan mulai di dorong ke ruang operasi. suami menanyakan apakah bisa menemani saya atau tidak, namun tidak di ijinkan. sedih sekali.
operasi di mulai, saya disuruh duduk dan dokter menyuntikan obat bius di pinggang saja dan di tengkuk leher, kemudian berbaring kembali. setelah berbaring sontak obat bius mulai bereaksi dan membuat saya mual-mual. kaki dan tangan saya di ikat seperti mengunakan belt. dokter menyuruh saya untuk mengangkat kaki, dari bisa di angkat sampai tidak bisa sama sekali. saya benar-benar merasakan obat biusnya bekerja karena rasa tidak nyaman akibat pemasangan selang kateter di saluran kencing hilang begitu saja dan badan saya dari dada sampai ujung kaki terasa lumpuh. sekilas, saya bisa melihat pantulan bayangan perut saya yang sedang di bersihkan di olesi seperti minyak oleh dokter lewat lampu. namun ketika perut saya mau disayat pisau bedah pantulan bayangan tersebut hilang. mungkin lampunya sudah tergeser. dan saya tidak begitu fokus dengan semuanya karena merasakan badan saya menggigil namun tidak terasa dingin, hanya saja berkejut-kejut seperti di setrum listrik.
sentuhan tangan dokter, sayatan pisau, hingga saya benar-benar merasakan ketika dokter menekan-nekan, mendorong perut saya hingga akhirnya terdengar suara bayi menangis dengan keras. Alhamdulillah.. anak saya sudah lahir di dunia. sesingkat ini. operasi berlangsung kurang lebihnya satu jam..
"bu, anaknya perempuan ya" kata dokter
setelah selesai operasi, rupanya dokter menemui suami saya dan menjelaskan kalau bayi saya terlilit tali pusar di bagian kaki.
setelah operasi, saya di dorong ke lorong dan di biarkan begitu saja hingga rasa menggigil di tubuh saya menghilang dan perut mulai terasa panas karena efek obat bius yang perlahan menghilang.. perawat menawarkan untuk memperlihatkan bayi saya dan masyaallah begitu cantiknya sampai saya merasa tidak percaya selama ini saya mengandung putri secantik ini dengan kulit yang begitu putih. akhirnya setelah penantian panjang kita bertemu juga, nak.
setelah di pidahkan dari ruang operasi ke ruang inap. seketika sekeluarga mulai bersukacita dengan lahirnya anak saya. sementara itu, di samping ada saya yang tidak berdaya menahan begitu rasa sakitya perut seperti di silet-silet yang membuat saya tidak bisa tidur semalaman menahan rasa sakit. keesokan harinya dokter menyuruh saya untuk belajar memiringkan badan, duduk, selang kateter-pun di cabut supaya saya bisa langsung berjalan buang air kecil di kamar mandi. rasanya ahh sakit!! banget banget!
keesokan harinnya, perban dibuka dan diganti dengan perban plastik agar saya bisa mandi dan aman terkena air. kalau saya bilang, perban plastik lebih enak dan sedikit nyaman karena tidak terlalu kaku dan bergesek dengan jahitan. pulang dengan mobil juga rasanya mantap sekali ketika mobil melalui jalan berlubang atau polisi tidur, untungnya supir gocar nya ngerti banget dan bawa mobil pelan-pelan.. setelah pulang ke rumah rasanya lega sekali bisa membawa anak saya pulang namun, saya juga diliputi banyak sekali ketakutan dengan banyaknya orang yang berkunjung menanyakan proses kelahiran saya yang operasi. menghadapi banyak tamu yang tidak mendukung kondisi saya yang belum juga sehat pasca jahitan yang belum kering. baby blues here you come .. rasanya rasa sakit pasca operasi, tidak sebanding dengan rasanya mengalami baby blues.
0 comments