Berkebun Bunga Matahari
tahun 2017 saya merantau on and off di Jakarta. tidak pasti kapan saya bisa pualng, bisa seminggu sekali bahkan bisa sampai 2 bulan saya baru pulang. itu membuat tanaman saya di rumah 90% mati tak terurus. boro-boro tanaman, rumah juga tidak terurus.
sampai akhirnya saya berhenti merantau dan mencoba peruntungan lagi untuk mencari pekerjaan di sekitar kabupaten atau luar kota yang dekat. agar saya bisa pulang, menempati rumah dan bisa mengurus pekerjaan rumah tangga. di saat menganggur saya juga mengisi di berbagai kegiatan desa. lalu muncul ide lagi untuk mulai berkebun kembali. dengan dana seadanya. sampai akhirnya saya mendapatkan pekerjaan lagi. belum sih. tepatnya masih training. dan gajian training tersebut sebagian di pergunakan saya untuk membeli bahan-bahan berkebun. mulai dari pot, bibit dan media tanam.
dan.. di antara pot dari belasan bunga-bunga yang saya tanam. saya juga memanfaatkan kayu papan bekas adukan semen untuk menamam bunga matahari. bibit kuacinya saya beli di toko yang jual makanan burung. harganya Rp. 10.000,- satu bungkus sudah dapat banyak sekali. media tanamnya ada tanah bakaran sampah, tanah merah di campur kohe kambing dan sekam.
kuaci berumur seminggu |
tanaman saya juga tidak bebas hama. daunnya berlubang-lubang tapi bukan karena ulat, di makan hama yang keluar saat malam. bentuknya mirip kupu-kupu. ugh!
saya kira tanaman bunga matahari saya tidak bisa bertahan sampai berbunga. tapi ternyata berbunga juga setelah berusia sebulan lebih. yay! ini dia...
0 comments