Canvas Of Life

ketika saya duduk di pantai, banyak sekali hal hal yang saya pikirkan. tentang mimpi, tentang kehidupan, tentang masa depan. saya terkadang berfikir. saya mau jadi apa? saya mau bagaimana? pikiran saya terus di ekspolasi ketika melihat lautan yang terbentang luas, gulungan ombak yang menerjang bebatuan. lalu di pikiran saya terngiang suatu pertanyaan. adakah seseorang yang akan benar benar menyayangi saya yang akan menjadi sandaran hidup saya di masa depan?

saya merasa banyak sekalangi kekurangan, kenangan buruk, beberapa hubungan yang gagal, Pria-Pria yang meninggalkan saya, yang pastinya punya rasa sayang terhadap saya hanya seberapa..

sepertinya memang saya sudah lelah, lelah dengan kesendirian.. namun pikiran saya terus di penuhi dengan ketakutan dan kecemasan dengan apa yang akan saya hadapi di masa depan..

memang malas sekali untuk kembali masuk kerja setelah liburan. semua orang merasakannya. bahkan, aku sempat berfikir pegawai tidak perlu di berikan cuti liburan karena kembali ke meja sempitmu setelah duduk seharian menikmati sinar matahari di pinggir pantai bisa membuat depresi. hanya membuatmu teringat dengan dunia yang membentang luas di luar sana dan kau tidak bisa menikmatinya.

berfikirlah positif..
jangan pikirkan rapat mendatang, atau ibuku, atau pernikahan adik perempuanku, atau hal apapun juga yang akan aku lakukan, tetapi semua ku batalkan. jangan pikirkan tentang sepuluh tahun kemarin, yang hancur dalam kekejap. Dan, meskipun aku tidak yakin dengan apa saja yang sudah kulakukan selama sepuluh tahun itu, yang pasti aku tidak menikah, tidak memiliki anak, tidak membeli rumah, atau bekerja diluar Minnesota. itu sudah pasti. yang bisa aku lakukan sekarang hanyalah bernafas dan menikmati shower disini. kebahagiaan ada disekitarku, jika aku membuka mata untuk mencarinya. lalu aku membuka mataku dan hanya menatap lantai kotor berwarna seperti puding vanila dan keran air karatan.

semua orang berfikir, sudah saatnya aku menikah. dulu, keluargaku sering bertanya, bagaimana kehidupan percintaanmu, Nak? dan kenapa kau tidak membawa pacarmu kesini? namun, seiring dengan berjalannya waktu dan akupun tetap saja sendirian kejamuan malam Natal. mereka ganti bertanya, Bagaimana Perasaanmu, Nak? dan apakah kau baik baik saja? seolah aku terjangkit penyakit yang tidak bisa disembuhkan atau ada sepotong daging yang tersangkut di mataku. sesuatu yang tidak seorangpun ingin di perhatikan terlalu dalam.

Aku? Gadis berukuran jumbo.
Aku berdiri memikirkan setiap keburukan diriku sendiri. Ternyata, sangat banyak. Saat cahaya kamera berkilat kilat, aku sibuk dengan perang batinku sendiri yang sangat menakutkan. Aku bodoh, gemuk, malas, jelek, tidak bisa main kartu, tidak jago matematika, pengemudi ugal ugalan, pemain tenis kacangan, suka mendengkur, suka kentut saat makan es krim, dan buta nada. Aku terjebak dengan pekerjaan ini, di kota ini seumur hidupku dan tidak akan ada yang berubah karena aku sendiri tidak akan bisa berubah. Aku akan selalu jadi gadis penakut, tidak bisa di andalkan, tidak memiliki bakat apa apa dan selalu di pandang sebelah mata.

di kutip dari buku (Heather Mcelatton - Jenifer Johnson Is Sick Of Being Single)

ketika kau merasa bangga dengan segala hal yang kau punya, segala hal yang pernah kau lalui, segala hal yang sudah pernah kau raih, dengan segala pujian yang membuatmu merasa menjadi wanita yang istimewa di banding yang lain. pada saat itu juga kau akan mempunyai rasa percaya diri untuk mudah di terima siapapun.. tapi ternyata tidak. orang lain bisa saja tidak akan pernah menyukaimu tanpa alasan, orang lain bisa saja langsung memutus hubungan tanpa mengenalmu lebih jauh. tak peduli asal usulmu, tak peduli dengan segala latar belakangmu hidupmu yang membawamu hingga hari ini..

semoga Tuhan merencanakan sesuatu hal yang lebih baik, karena kau tau pasti akan ada hikmah di balik semua ini..