ketika covid-19 berubah menjadi kehamilan

by - November 17, 2021

disini saya akan mulai membagi pengalaman saya ketika mendapati saya hamil untuk pertama kalinya, anak pertama. buat saya pengalaman saya ini benar-benar akan selalu di ingat, bukan hanya berkesan namun juga seperti a journey and life changing experience to me. my baby is like a little gift. not a little exactly, but a huge gift.

saya dan suami menikah tanggal 5 juni 2021, sebuah penantian yang cukup panjang dari perjalanan perkenalan kami yang sudah lebih dari dua tahun. but i believe, sesuatu pasti indah pada waktunya dan hitungan waktu kuasa Tuhan untuk menyatukan kita tidak pernah terasa terlalu cepat atau terlalu lama.

saya tidak ingin menunda kehamilan, mungkin karena usia saya yang sudah 28 tahun dan suami 37 tahun membuat kita juga sepakat untuk (harapannya) segera memiliki keturunan.  yang ternyata 5 hari sebelum saya menikah saya berada di fase menstruasi. yaitu tanggal 30 mei 2021. dan tanggal 5 juni 2021 adalah hari dimana saya menikah. sebelum menikah saya sudah benar-benar niat menandai kapan akan menstruasi, mulai mencari ilmu juga tentang menghitung masa subur, kapan terjadinya ovulasi dll.. 

2 minggu setelah menikah, saya merasakan gejala-gejala yang bisa di bilang sama dengan gejala PMS. perut terasa sedikit kram, payudara terasa nyeri, sakit kepala, ingin makan yang pedas-pedas dan manis, dan keluar flek coklat sedikit seperti tanda awal menstruasi. pada saat itu saya smpat down, mungkin saya akan menstruasi lagi, dan bulan ini belum hamil dulu. saya bahkan sudah menyiapkan pembalut di tas kerja saya, jika kapan saja saya mulai menstruasi bulan ini.
foto liburan keluarga 27 juni 2021 
3 minggu setelah menikah, saya sekeluarga liburan ke-pantai. pada saat itu kondisi badan saya tidak terasa sehat seperti biasa, tenggorokan sakit dan suhu badan hangat seperti mau demam. dalam perjalanan pulang saya nyetir motor sambil nglenger dan tidak sengaja menabrak mobil yang ngrem mendadak, otomatis perut saya terbentur ke setang motor yang lumayan sakit banget dan bikin kedua bahu saya nyeri dua hari berikutnya.. sepulannya dari pantai, kita jalan-jalan ke mall dan pijat refleksi. lumayan mengurangi lelah dan pegal karena perut dan bahu terbentur, namun sang terapist-nya juga bilang "mba lagi sakit yah? badannya lumayan anget" kemudian saya jawab "iya, sedang agak tidak enak badan" sepulang dari liburan saya coba untuk mengetes kehamilan menggunakan tespek, karena mungkin saja saya tidak enak badan karena mau hamil. namun hasilnya masih garis satu karena memang yah.. saya belum telat datang bulan, jadi yah terasa sia-sia saja.

besoknya saya kembali berangkat bekerja dan menjalani aktifitas seperti biasa, namun kondisi badan saya terasa aneh.. greges, suhu badan panas turun tidak mempan diberi obat penurun panas, tenggorokan juga sakit, keringat dingin bercucuran terus. sepulang kerja langsung demam tinggi dua hari berturut-turut, dihari ketiga demam saya turun namun saya merasa ada yang aneh karena seluruh tubuh saya terasa lemas, kehilangan nafsu makan. dan indra penciuman saya juga hilang begitu saja..
tidak bisa menghirup parfum yang ketika saya sehat itu saya sangat benci wangi parfum tersebut karena baunya yang begitu menyengat. bahkan bau bensin sampai saya dekatkan di hidung-pun tidak terasa bau apapun. saya menceritakan keadaan saya kepada keluarga dan mereka langsung membawa saya ke klinik untuk tes swab.
surat hasil swab
hasil swab menyatakan kalau saya reactive covid-19, alat antigennya pun saya lihat juga bergaris dua. sepulangnya dari klinik saya disuruh untuk menandatangani surat pernyataan bahwa saya akan menjalani karantina mandiri selama 14 hari, tidak boleh bersosialisasi dengan siapapun termasuk keluarga. lapor kepada pemerintah desa kalau saya sedang menjalani karantina mandiri, lapor kepada departement health & safety di tempat kerja untuk membuatkan SDK absen tidak bekerja selama 14 hari.
kunjungan dari pemerintah desa & petugas pukesmas
sedih? mental down? sudah pasti.
saya kita segala gejala aneh yang datang adalah suatu tanda bahwa saya sedang hamil. karena saya belum begitu paham dengan gejala kehamilan seperti apa, yang saya rasakan tidak enak badan, mudah lelah, tenggorokan sakit, demam, tidak nafsu makan, greges dan pucat. dan kenyataanya adalah swab antigen dengan hasil reactive/positif covid-19.. saya sempat menangis sejadi-jadinya karena corona is real!! anosmia yang saya derita menunjukan kalau saya memang benar-benar kehilangan indra penciuman dan perasa yang menjadi salah satu gejala covid-19.

bulan juni dan juli 2021 merupakan puncak kasus covid-19 yang terjadi di indonesia. hampir setiap hari selalu saja ada pengumuman kabar duka orang meninggal di semua daerah. bahkan ada beberapa orang juga di tempat kerja saya yang meninggal karena kasus covid-19 tersebut sampai pemakamannya menggunakan protocol covid-19. hampir setiap hari, setiap malam juga ada suara ambulance wara-wiri membawa pasien dari/ke rumahsakit. bisa dibayangkan betapa terguncangna saya pada saat itu.
saya masih muda, baru saja menikah, ingin segera hamil, ingin sekali kembali menjadi manusia yang produkif, ingin sekali kembali ke kehidupan sosial. bukan terkurung menjauh dari semuanya, dari keluarga dari tempat kerja.. bukan dijauhi seperti halnya sumber penyakit menular.. sedih..

alhamdulillah seminggu kemudian kondisi saya sudah mulai pulih, nafsu makan saya sudah mulai kembali walaupun lidah saya belum bisa merasakan rasa apapun, tapi saya harus tetap makan. minum berbagai obat dan vitamin yang jumlahnya juga tidak sedikit. indra penciuman saya juga belum pulih, namun saya sudah bisa bangun bergerak aktif, berjalan kaki keluar rumah (tentu saja dengan menjaga jarak), dan berjemur untuk meningkatkan imun..

tidak terasa, tanggal menunjukan 7 juli 2021.. kondisi saya sudah mulai sembuh. tetapi seminggu karantina mandiri memunculkan gejala aneh lagi. jantung saya sering berdegup kencang, perut tidak nyaman seperti kram, bagian ketiak kanan-kiri terasa sakit juga payudara saya terasa bengkak. saya baru sadar seminggu pula meninggalkan tanggal menstruasi saya yang terakhir. saya belum merasa ge'er kalau saya ini hamil, karena dari dulu siklus menstruasi saya selalu telat seminggu dari tanggal HPHT, yaitu siklusnya 37 hari.. dan  besoknya sehari, dua hari kemudian saya baru merasa heran. kenapa saya belum menstruasi juga ya? kegalauan kembali terjadi karena saya ingin pergi ke apotik untuk membeli tespek, namun sadar diri karena masih dalam pengawasan karantina mandiri.. penasaran ingin melihat hasilnya, namun terkendala keterbatasan pula..

diam-diam saya berhasil mendapatkan beberapa tespek dari berbagai merk, dengan cara tertentu hehe
dan hasilnya menunjukan garis dua. saya coba lagi dengan merk tespek lain ada yang hasilnya masih samar, terkahir saya coba lagi dengan merk lainnya lagi hasilnya sudah sangat-sangat jelas garis dua. what??
hasil tespek dari sebelum menikah, sebelum terlambat haid, dan selama karantina mandiri
berhasil. sebulan kemudian setelah menikah, saya sudah tidak mengalami menstruasi, namun langsung positif hamil. alhamdulillah.. saya langsung memberi tahu keluarga dan disambut rasa syukur yang amat sangat membahagiakan, terutama Mama yang terlihat sangat excited akan segera mendapatkan cucu pertama. Mama sampai mengucapkan Alhamdulillah beberapa kali karena merasa doa-doanya terkabul karena menginginkan saya segera memiliki keturunan yang bahkan saya mendapatkannya tanpa harus menunggu lama. terharu...

ada beberapa yang bilang mungkin saya bukan tertular virus Corona, tapi karena merasakan gejala hamil. bahkan ibu bidan juga bilang, waktu saya karantina mandiri sebenarnya sudah memasuki masa-masa hamil, namun belum bisa di deteksi menggunakan tespek karena hormon HCG dalam urine belum terlalu banyak karena kandungan masih sangat kecil. but it's not completly true, either.. this is my body and i can tell the different!

Gejala covid-19 yang saya alami:
anosmia (kehilangan indra penciuman & perasa) 
- demam berhari-hari
- pucat
- tenggorokan sakit
- keringat dingin
- mudah lelah
- nafas pendek.

Gejala kehamilan yang saya alami: 
- perut kram seperti PMS (peningkatan hormon menyebabkan kontraksi rahim. rahim mengalami pembesaran guna mempersiapkan rumah untuk janin, sehingga menyebabkan ligamen dan otot yang menopang rahim menjadi menegang)
- payudara sakit/bengkak (karena perubahan hormon menyebabkan meningkatnya aliran darah dan jaringan payudara, rasa sakitnya sama seperti bengkak saat PMS, kesenggol saja sakit sampai tidak sanggup rasanya mengenakan bra haha)
- ketiak kanan-kiri terasa sakit (rasa sakit di area ketiak berhubungan langsung dengan payudara yang kian nyeri. pembengkakan terjadi karena jaringan kelenjar susu yang berada dekat ketiak mulai mengisyaratkan fungsinya untuk mempersiapkan produsi ASI nantinya)
- Jantung berdegup kencang (disebabkan oleh peningkatan volume darah saat hamil, pasokan darah yang dibawa lebih dari biasanya, darah yang berlebih ini digunakan untuk membawa oksigen yang cukup si calon bayi)
- keluar flek coklat sedikit (pendarahan implantasi, proses kematangan antara sel telur & sel sperma. proses ini terjadi antara sekitar 7-14 hari setelah berhubungan seksual. saya bahkan sebelumnya tidak mengerti jika sebelum hamil akan ada pendarahan sedikit, sebagai tanda berhasilnya pembuahan di rahim. dan mengira kalau flek yang keluar merupakan darah haid, yang saya ceritakan di atas kejadian 2 minggu setelah menikah)
- pusing (penyebab pusing saat hamil karena perubahan hormon dan peningkatan volume darah menyebabkan melebarnya pembuluh darah pula)

dan jika ada lagi yang bilang saya bukan terkena gejala Corona, tapi karena hamil. No... saya akan jawab, saya mengalami keduanya! and Corona is real! hehe selesai karantina mandiri, tanggal 15 juli 2021 saya berangkat kerja seperti biasa dan ke klinik perusahaan dulu untuk swab ulang sebelum berinteraksi dengan teman kerja, dan hasilnya sudah Non Reaktif. Alhamdulilah..

hasil antigen non reactive/negativ covid-19 di klinik perusahaan
Dear God. Thank you.
terimakasih sudah memberikan saya umur yang panjang, kesehatan yang baik dan juga cepat di berikan kepercayaan untuk memiliki keturunan. terimakasih juga untuk keluarga saya yang senantiasa mendukung secara fisik dan mental, saya menjadi tidak down sehingga proses healing menjadi sangat cepat. terimakasih Mama yang senantiasa never give up on me. and i feel truly loved! walaupun saya sering sebal karena dipaksa makan disaat tidak ada nafsu makan sama sekali karena lidah tidak bisa merasakan apapun. hehe terimakasih suamiku.

Thank you, Life!

kemudian saya flasback lagi, mengenang kejadian-kejadian sebelum saya dinyatakan positif hamil, menghitung usia kehamilan berdasarkan HPHT (hari pertama haid terakhir) maka tanggal 27 juni 2021 ketika saya berlibur ke pantai bersama keluarga maka saat itu sebenarnya saya sudah hamil dengan usia kandungan 4 minggu, namun saya belum menyadarinya... jadi saya anggap ini merupakan foto maternity pertama..




You May Also Like

0 comments