Pelajaran hidup di usia 27 tahun - a year of gratitude

by - Desember 24, 2020

 

rasanya sudah seperti lama sekali saya meninggalkan blog, padahal saya jujur rindu sekali meluangkan waktu untuk menulis. obat mental terbaik untuk mengeksporasi pikiran saya supaya bisa benar-benar berfikir dan lebih memahami diri sendiri.. dengan menulis juga merupakan salah satu. 'ME TIME' terbaik buat saya selain traveling dan rebahan hehe..

satu tahun berlalu, dan postingan terakhir di blog saya juga membahas tentang ulang tahun. seperti rasanya baru kemarin saya berulang tahun ke 27 dan minggu besok ternyata sudah berusia 28. wow..
apa yang sudah saya laluhi tahun ini?

1. kita tidak merindukan sosok pemimpin, tapi sosok kordinator
nike room
menjelang akhir 2020, saya benar-benar terpukul dengan kabar bapak-nya perusahaan akan dipindahkan tugas di luar. meninggalkan apa yang sudah terbangun selama 2 tahun terakhir.. saya termasuk salah satu saksi perjalanan bagaimana perusahaan saya bekerja awal terbentuk. dari tahun 2018, gedung belum jadi, menjadi siswa training, masa percobaan selama 3 bulan, jadi karyawan tetap, hingga di promosikan menjadi Team Leader.. dan rencana melambungkan sayap awal tahun 2021 membangun gedung baru dan seterusnya.. bilamana saya di tanyakan siapa orang yang paling berjasa membentuk saya menjadi seorang pemimpin? jawabananya adalah Beliau. bukan hanya untuk saya, tapi semua orang.. 
namun kehidupan, ada pertemuan juga ada perpisahan. sudah menjadi proses alam. hanya bisa mencoba menerima dan mengikhlaskan sambil mengenal karakteristik pemimpin yang baru.
mungkin saya bukan tipe orang yang mudah mengekpresikan perasaan di depan orang, saya sedih atau kehilangan namun dengan kepergian beliau merupakan hal yang berat juga buat saya, saya hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk beliau semoga selalu sehat dan berumur panjang.
saya juga sadar, dengan bergantinya pemimpin itu juga baik untuk saya sendiri, agar menjadi pribadi yang lebih bisa berkembang. tidak selalu mengandalkan perlindungan dari beliau dan tidak selalu mengandalkan solusi masalah dari beliau.

2. team work & communication
my manager's b-day
tahun kemarin, saya masih menjadi individu yang serba sendiri, tidak tahu planning dan bahkan tidak mengenal rekan-rekan saya sendiri yang masih dalam satu departement haha! karena kita bekerja misah-misah tersebar dari segala penjuru sibuk sendiri-sendiri.. hingga jika semua terkumpul di acara dinner atau meeting, saya seolah merasa terkucilkan, karena ada beberapa orang yang sudah mendoktrin saya dari awal sebenarnya bagian saya salah tempat, management dari awal salah menempatkan bagian saya di suatu departement. hingga membuat saya merasa tidak punya rasa kemilikan dimanapun. siapa sih saya? apasih fungsi saya? karena setiap saya berbuat untuk produksi ada saja yang menilai saya seharusnya tidak begini dan begitu..
waktu berlalu, hingga saya mulai mencoba mengenali mereka semua, tugas dan fungsinya.. saya mulai merasa memiliki rumah. karena jika kita bekerja di suatu perusahaan bukan uang yang akan menggantikan segalanya. tapi hanya kerjasama tim, planning dan komunikasi yang akan bisa menyelesaikan masalah.

3. Ikhlas walau tidak mudah
gambar hanyalah ilustrasi
ada yang bilang "saya menjadi sekarang seperti ini, bukan dari hasil kerja keras, bukan karena saya pinter dll.. tapi karena saya pintar bohong, menjelek jelekan orang lain, cari muka dengan atasan dan nipu-nipu.. "  saya tidak punya apa-apa, gaji berapa? hanya sumber masalah, orang seperti saya langsung PHK bisa!"
kata-kata yang terus terngiang-ngiang setiap hari, setiap malam, hingga sulit makan, sulit tidur, badan lemas hingga saya sakit fisik di permalukan depan orang lain. selalu menangis saya kalau ingat. sakit hati karena apa yang sudah saya lalui selama ini, selama dua tahun terakhir.. belum tentu orang lain mampu secara mental. saya menjadi pimpinan, bukan juga atas dasar pilihan saya dari awal. kamu kan nggak tau, saya dari awal bagaimana. kehidupan saya bagaimana.
hingga saya memilih untuk diam dan menjauh, mencoba mengiklaskan semua.. saya tidak merasa benar ataupun salah, hanya orang-orang disekitar saya saja yang menilai bagaimana sikap dan sifat saya selama ini.. mulai sekarang saya tidak mau berlarut- larut dan tidak ingin bicara kalaupun tidak perlu. saya hanya ingin menjauh, karena berada dengan mereka hanya membuat saya merasa seperti rendahan. ikhas, sabar.. dan diam.

4. Traveling bersama pasangan
dari dulu saya selalu membangga-banggakan sebagai travel-loner karena saya seorang introvert. namun sekarang, sejak punya pasangan kemanapun ingin selalu bersamanya. ingin berbagi kebahagiaan-pun hanya bersamanya.. hingga ketika libur dan mengambil cuti tahunan yang di pikiran saya hanyalah ingin menghabiskan waktu bersamanya.. traveling bersama pasangan juga membuat kita saling mengerti satu sama lain, dari rencana budjet, kuliner, dan belanja. semoga selalu bisa seperti ini <3



You May Also Like

0 comments