Review Buku : Jennifer Johnson Is Sick Being Of Single by Heather McElhatton

by - Januari 20, 2019


judul : Jennifer Johnson Is Sick Being Of Single
penulis : Heather McElhatton
page : 334 halaman
sinopsis : Single di usia menjelang 30 tahun itu bukan hal buruk kok... sampai aku mendapat kabar kalau mantan pacarku akan menikah. Adikku, Hailey, juga. Dan seperti menambah daftar panjang penderitaan batin, aku ternyata harus mengenakan baju pengiring pengantin model kimono. Bisa dipastikan kimono itu akan terang-terangan memamerkan setiap lekuk dan lipatan lemak tubuh yang, jujur saja, tak pantas dijadikan konsumsi publik. Jadi, jangan salahkan aku kalau sekarang begitu terobsesi mendapatkan pacar baru. Harus menguruskan badan juga (apa pun asal tidak dipermalukan kimono sialan itu). Dan, oh ya, aku juga butuh pekerjaan baru. Menjadi copywriter di department store Keller jelas bukan bayanganku tentang 'pekerjaan impian'. Belakangan aku baru tahu, berdiet ternyata selain sulit, juga tak masuk akal. Tapi setidaknya, aku tahu target pencapaianku tak seperti saat mencari pacar! Aku benar-benar clueless tentang apa yang sedang aku cari, belum lagi semua trik tarik-ulur dan jual mahal itu membuatku keburu lelah secara mental. Dan bagaimana sih caranya kau bisa memutuskan jatuh cinta pada seseorang, sementara kau tak pernah bisa menjamin pria itu tidak akan mematahkan hatimu dalam waktu dekat?!

My Review : bukunya jelek! saat pertama kali melihat buku ini saya benar-benar tertarik dengan cover yang edgy, sinopsis yang benar-benar menarik yang membuat saya penasaran ingin membacanya setelah saya tiba di rumah sesaat membeli buku tersebut. ekspektasi saya akan membaca cerita yang relatable dengan kehidupan saya di dunia nyata sebagai single woman. yang bimbang dengan masa depan dengan segala life passion, impian, pemahaman tentang jodoh, pergaulan, keluarga, dengan segala hal tentang feeling insecure as plus size woman and what's her thought in her head??? tapi setelah saya baca mendalam saya mulai kecewa dengan karakter Jennifer disini yang kelewat Sassy and Ignorant. saya kira buku ini akan bercerita tentang pemahaman yang saya sebutkan di atas dan bagaimana Jennifer menjalani kehidupannya sendiri sebagai seorang single dengan sudut pandang yang berbeda saat di kelilingi tekanan teman-teman yang sudah menikah, tekanan keluarga yang mematok standar kebahagiaan seseorang berdasarkan status perkawinannya. dan... menemukan jati dirinya sendiri tanpa menunggu seorang pria dan bergantung kepada seorang pria untuk membahagiakannya. tapi tidak. yang membuat saya benar-benar kecewa buku ini tidak lebih dari cerita khayal bak Cinderella dan di akhir cerita ternyata Jennifer menikah dengan atasannya atau Bos nya gitu lah. buku ini tidaklah realistis dan sama dengan cerita klise khayal khas perempuan tak punya pendirian, yang bergantung dengan pangeran tampan datang menjemput di berbagai penderitaan hidupnya lalu mereka jatuh cinta, menikah hidup bahagia selamanya. i'm sick!
pantas saja buku ini mendapat review buruk di goodreads. hahaha

Ratting : 1/5

tapi buku ini tidak seburuk-buruknya yang saya kira. saya masih kasih 1 point review untuk kutipan Jennifer sebelum dia bertemu dengan Pria-nya. ini dia :

memang malas sekali untuk kembali masuk kerja setelah liburan. semua orang merasakannya. bahkan, aku sempat berfikir pegawai tidak perlu di berikan cuti liburan karena kembali ke meja sempitmu setelah duduk seharian menikmati sinar matahari di pinggir pantai bisa membuat depresi. hanya membuatmu teringat dengan dunia yang membentang luas di luar sana dan kau tidak bisa menikmatinya.
berfikirlah positif..
jangan pikirkan rapat mendatang, atau ibuku, atau pernikahan adik perempuanku, atau hal apapun juga yang akan aku lakukan, tetapi semua ku batalkan. jangan pikirkan tentang sepuluh tahun kemarin, yang hancur dalam kekejap. Dan, meskipun aku tidak yakin dengan apa saja yang sudah kulakukan selama sepuluh tahun itu, yang pasti aku tidak menikah, tidak memiliki anak, tidak membeli rumah, atau bekerja diluar Minnesota. itu sudah pasti. yang bisa aku lakukan sekarang hanyalah bernafas dan menikmati shower disini. kebahagiaan ada disekitarku, jika aku membuka mata untuk mencarinya. lalu aku membuka mataku dan hanya menatap lantai kotor berwarna seperti puding vanila dan keran air karatan.
semua orang berfikir, sudah saatnya aku menikah. dulu, keluargaku sering bertanya, bagaimana kehidupan percintaanmu, Nak? dan kenapa kau tidak membawa pacarmu kesini? namun, seiring dengan berjalannya waktu dan akupun tetap saja sendirian kejamuan malam Natal. mereka ganti bertanya, Bagaimana Perasaanmu, Nak? dan apakah kau baik baik saja? seolah aku terjangkit penyakit yang tidak bisa disembuhkan atau ada sepotong daging yang tersangkut di mataku. sesuatu yang tidak seorangpun ingin di perhatikan terlalu dalam.
Aku? Gadis berukuran jumbo.
Aku berdiri memikirkan setiap keburukan diriku sendiri. Ternyata, sangat banyak. Saat cahaya kamera berkilat kilat, aku sibuk dengan perang batinku sendiri yang sangat menakutkan. Aku bodoh, gemuk, malas, jelek, tidak bisa main kartu, tidak jago matematika, pengemudi ugal ugalan, pemain tenis kacangan, suka mendengkur, suka kentut saat makan es krim, dan buta nada. Aku terjebak dengan pekerjaan ini, di kota ini seumur hidupku dan tidak akan ada yang berubah karena aku sendiri tidak akan bisa berubah. Aku akan selalu jadi gadis penakut, tidak bisa di andalkan, tidak memiliki bakat apa apa dan selalu di pandang sebelah mata.

di kutip dari buku (Heather Mcelatton - Jenifer Johnson Is Sick Of Being Single)


You May Also Like

0 comments