menjadi pejuang ASI

by - September 17, 2022


sejak awal kehamilan, saya begitu percaya diri kalau nanti saya bakalan berhasil memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan bahkan akan nyetok ASI perah sebanyak-banyaknya di kulkas seperti halnya iklan-iklan ASI Booster yang bertebaran di sosmed. menginjak kehamilan 9 bulan saya belum terpikirkan sama sekali bagaimana cara menyusui nanti, bagaimana cara menstimulasi setelah melahirkan supaya ASI langsung cepat keluar dan melimpah ruah. karena beban fikiran habis untuk memikirkan ketakutan saat melahirkan nanti.

dan ketakutanpun terjadi, karena saya tidak bisa melahirkan normal. saya harus operasi caesar secara tiba-tiba dan mungkin membuat badan saya merasa shock dan mengakibatkan ASI saya tidak langsung keluar. dari ruang operasi dan ketika masuk ruang rawat inap, perawat mengingatkan keluarga saya agar tidak langsung memberikan bayi ke dada saya untuk 'inisiasi menyusui dini' dikarenakan obat bius di tubuh saya belum 100 % hilang.. dan baru boleh melakukannya 2 jam setelahnya sambil mengingatkan kalau bayi yang baru dilahirkan sama sekali tidak boleh di kasih minum apapun, entah itu airputih maupun susu formula. bayi harus minum air susu ibunya. titik!

awalnya saya begitu santai, karena berdasarkan yang saya baca bayi newborn belum merasakan lapar karena masih mempunyai cadangan makanan yang dibawa sejak berada di dalam kandungan. jadi bisa sambil menunggu air susu ibunya keluar. bidan menanyakan ASI sudah keluar belum? kemudian payudara saya di remas sekuat-kuat sampai membuat saya benar-benar kesakitan namun belum juga mengeluarkan ASI. dari perawat hingga bidan bolak balik mengigatkan agar bayi saya tidak boleh di kasih apapun selain ASI dengan nada yang begitu ketus.

suami saya pergi ke apotik untuk membeli beberapa kebutuhan bayi yang belum ada dan inisiatif membeli susu formula dan diam-diam membawanya kerumah sakit. dan yang di khawatirkan mulai terjadi, bayi saya menangis keras di tengah malam karena kelaparan. sedangkan keadaan saya sedang kesakitan menahan jahitan operasi caesar yang benar-benar sakit untuk bergerak.. bayi saya tidak henti-hentiya menangis keras hingga seperti berteriak karena kelaparan. dengan terpaksa memberikan susu formula yang di beli tadi siang mengunakan gelas dan sendok. namum bayi saya menolak dan masih terus-terusan menangis tanpa henti. keadaan tengah malam hujan deras kami menelfon orang rumah untuk mengantarkan dot susu ke rumahsakit secara diam-diam. barulah bayi saya menyusu dengan dot begitu lahapnya sampai langsung tertidur. cukup satu penyebabnya yaitu menangis karena kelapaan.

menjelang pagi bayi saya merasa lapar lagi dan di berikan susu formula lagi dan tertidur kembali. paginya perawat mengunjungi saya untuk mengganti infus dan mendapati mulut bayi saya ada cairan putih seperti susu. seketika suami dan saya di marahin dengan berkata " pak.. buk.. bayinya kenapa ada cairan putih-putih? habis di kasih susu formula ya? ga boleh ya, kan sudah dibilangin harus di kasih minum air susu ibunya saja. ini kalau ketahuan sama dokternya bisa marah-marah". saya hanya diam saja, melihat suami saya juga ikut di salahkan. dalam hati berkata "ya terserah mau ngomong apalah.. semalam ketika anak saya meraung-raung kelaparan pada kemana aja gak ada satupun yang nengokin. dan kalau sampai terjadi apa-apa emang pada mau tanggung jawab ha! dan satu hal yang pasti SUSU FORMULA ITU BUKAN RACUN. jikalau ASI ibuya belum keluar mau bagaimana lagi.." gumam dalam hati. kenyataannya saya malas menjawab karena tidak punya energi juga sambil menahan rasa sakitnya jahitan.

esok harinya saya di perbolehkan pulang setelah 3 hari rawat inap di rumahsakit. dan ketika mau pulang salah satu bidan berkata, "kalau memang ASI nya belum keluar bayinya di minumin susu formula aja dulu bu, kasihan oh nanti bayinya lapar belum di kasih apa-apa"

LAH KENAPA GAK DARI KEMARIN COBA NGOMONG BEGITU? :( saya mengerti entah itu dari dokter kandungan sampai dokter spesialis anak pasti Pro ASI. walaubagaimana pun seorang ibu harus berjuang untuk mengASIhi anak dari lahir. tapi kenyataanya tidak semudah itu. hanya ibu-ibu yang beruntung dari hamil tua yang secara tidak sengaja karena faktor tertentu yang sudah bisa mengeluarkan ASI walaupun si bayi belum dilahirkan.

sesampainya di rumah, saya langsung disuguhi berbagai macam obat, jamu, makanan ini itu. dari telur rebus untuk mempercepat menyembuhan luka operasi, sampai sayur-sayura daun katuk, daun kelor untuk memperlancar ASI. ada satu jamu khusus untuk menyusui namanya jamu 'wejah' dan menurut saya cukup ampuh untuk sesegera mungkin megeluarkan ASI karena efek saat saya meminumnya payudara saya langsung terasa bengkak seperti mau meletus namun belum juga bisa mengeluarkan ASI. saya juga meminum ASI booster mom uung, minum kapsul ikan gabus, juga vitamin ASI dari bidan desa, dan tambahan beli di apotik. namum masih nihil. ketika payudara saya di pencet hanya mengeluarkan rembesan sedikit. walaupun masih belum keluar benar-benar saya juga tak henti-hentiya mengkompres dengan handuk panas. bayi saya juga tidak henti-hentinya menghisap puting payudara saya walaupun belum bisa membuatnya kenyang. sedih sekali. jika saya memandangi anak saya yang lapar dan belum juga mendapatkan ASI saya merasa sedih sekali. bayi begitu tidak berdaya dan sangat bergantung dengan ibunya. jika saya menolak menyodorkan puting payudara saya, dia hanya bisa menangis karena lapar.

berhari-hari saya masih saja belum bisa menyusui, seminggu sudah keluar ASI namun belum maksimal. haya cairan bening dan rembesan beberapa tetes saja. hingga saya terkena baby blues. saya benar-benar merasakan depresi pasca melahirkan. karena keadaan yang membuat saya melahirkan tanpa ada mama saya, merasa kurang terurus. merasa sangat tidak berguna, tidak bisa mengurus anak dengan keterbatasan bergerak pasca operasi yang menyakitkan. saya juga tidak bisa menjadi ibu yang sempurna karena tidak bisa melahirkan dengan normal. melahirkan normal saya gagal, sekarang saya merasa juga terancam akan gagal menyusui. saudara, tetangga silih berganti berkunjung namun tidak memberikan solusi dan motifasi. mereka bilang kalau yang melahirkan operasi caesar kebanyakan ASI nya tidak keluar, payurada saya terbilang besar namun tidak ada isinya dsb mereka justru malah menambah beban stres karena terus-terusan membanding-bandingkan dengan produksi ASI ibu-ibu new mom lainnya. 

hingga teman kuliah saya datang menjenguk, dan bercerita tetang pengalaman menyusuinya. teman saya bilang selama anaknya lahir dia menyusui secara eping (eksklusif pumping), yaitu memerah ASI menggunakan pompa ASI kemudian memberikan pada bayi menggunakan dot. di karenakan tidak bisa menyusui langsung karena ukuran putingnya kecil dan agak masuk kedalam. teman saya juga menyiasati kekurangan konsumsi ASI bayinya dengan susu formula. teman saya juga menyarankan untuk memompa ASI supaya keluar banyak. logikanya bagaimana produksi ASI mau banyak jika yang di dalam belum juga di keluarkan. ya kan? dan daya hisap bayi baru lahir masih sangat lamban. cukup masuk akal karena produksi ASI akan banyak dengan sendirinya jika sering di keluarkan.

akhirnya saya memutuskan untuk membeli pompa ASI, pilihan saya membeli model manual merk Mama's choice. begitu sampai rumah saya langsung atusias mencoba dan ternyata ASI saya memanglah sudah keluar walaupun baru tak seberapa. saya langsung senang sekali. higga rajin-rajin memompa ASI. saya mulai membuat jadwal dalam sehari bayi saya minum susu 5 botol.. 1 botol ASI eping, 4 botol susu formula.. hingga hari berikut-berikutnya ASI saya sudah mulai lancar dan berhasil menghasilakn 4 botol ASI eping, 1 botol susu formula

2 minggu kemudian, saya sudah benar-benar lepas susu formula. dan bayi saya mulai terbiasa menyusui langsung alias DBF (direct breastfeeding). ASI saya benar-benar lancar hingga bayi saya lebih gemuk dari bayi-bayi tetangga haha rasa bangga, rasa percaya diri saya benar-benar telah pulih dari masa-masa babyblues yang cukup mengenaskan. sekarang saya dengan lantangnya mengakui kalau bayi saya FULL ASI.

eits.. setelah ASI lancar bukannya happy begitu saja, karena juga harus menghadapi proses yang tak mudah dan menyakitkan. iyah, melahirkan bukan akhir dari proses menyakitkan. namun, menyusui juga tak kalah menyakitkan. lidah bayi baru lahir konon katanya masih kasar dan tajam seperti silet. saya kira akan terbiasa setelah beberapa hari namun hari berganti hari semakin lengkap penderitaan karena puting lecet hingga berdarah. kulit di puting seperti mengelupas karena ditarik mulut bayi yang mengakibatkan puting semakin memanjang dan berubah warna kecerahan karena mengelupas. rasa perih dan nyeri terus-terusan muncul.

tak hanya nyeri, namun juga terasa senut-senut ketika produksi ASI mulai banyak, tapi kemampuan bayi menghisap masih sedikit alhasil payudara terasa bengkak mengeras seperti mau meletus. rasanya hingga terbawa sampai punggung yang pegal dan terasa panas bukan main. begitu nikmatnya menjadi seorang ibu. dan rasa sakit ketika menyusui dalam sekejap hilang begitu saja ketika anak saya memandang mata saya ketika sedang menyusu. sampai terenyuh rasaya. setelah lewat dari sebulan, saya masih merasakan ketidaknyamanan di payudara. tapi seiring berjalanannya waktu hingga 2 bulan saya sudah benar-benar menikmati aktifitas ini. apalagi disaat payudara terasa penuh dengan ASI kemudian di kecil menyusu dengan lahapnya hingga terasa kosong dan enteng banget rasanya. begitu menyenangkan dan begitu bahagianya menjadi seorang ibu. saya benar merasakannya.

sekarang Naura sudah berusia 6 bulan dan dengan bangganya saya mengakui kalau anak saja berhasil lulus ASI eksklusif. dengan perjuangan yang tidaklah mudah. saya juga bangga dengan diri saya sendiri yang tidak menyerah begitu saja untuk mengASIhi. semoga setelah ini saya juga berhasil memberikan MPASI. Bismillah...





You May Also Like

0 comments