Life Lesson From: UNDER THE TUSCAN SUN

by - Oktober 21, 2015

 Saya sudah lama tidak mereview film. Padahal jarak dari review terakhir hingga saat ini sudah lama sekali dan saya suah menonton setidaknya puluhan film sejak saat tulisan saya yang terakhir. Dan film yang akan saya ceritakan kali ini adalah film lama yang dulu terlewati. Awalnya saya mencari film Barat yang berlatar Eropa dan akhirnya saya menemukan “Under The Tuscan Sun” yang berlatar di Tuscany, Italia..
I mean, Italia memang jadi salah satu destinasi wisata impian saya. Tempatnya sangat Indah.. saya suka bangunan bersejarah, saya cinta bunga bunga yang indah. Dan semua bisa ditemukan disana. Dimana penduduknya masih turun temurun melestarikan bangunan rumah mereka yang klasik dan usianya sudah lama sekali. Setiap rumah punya jendela yang dihiasi tanaman merambat yang berbunga. Aahh..

Okay, kembali ke Film..
Berawal dari penulis Amerika bernama Frances yang mengalami perceraian yang membuat hatinya sangat terpukul. Apalagi saat mengetahui selingkuhan mantan suaminya merupakan gadis muda yang masih melanjutkan pendidikan. Mantan suaminya menginginkan tinggal di rumah keluarga Frances yang sudah dibangun direnovasi bersama, mereka sepakat membagi harta gono gini itu dengan membayar Frances setengah dari harga rumah itu. Setelah kejadian itu Frances memutuskan tinggal di suatu apartemen yang penghuninya orang orang yang baru menghadapi perceraian. Iuhh.. Frances juga kesal pada tetangganya, seorang Pria yang suka menangis keras sehingga sangat menggangu, terdengar dampai di balik dinding apartemen Frances.

Menyadari dirinya masih bersedih dan ingin pergi kesuatu tempat yang bisa mengalihkan kesedihannya Frances pergi ke Tuscany, Italy bersama rombongan Bus Tour. Kunjungan pertama disalah satu tempat bersejarah di Italy. Ketika Frances jalan jalan di pasar dan membeli anggur, tanpa sengaja Frances melihat iklan penjualan rumah “Bramasole” yang membuatnya tertarik untuk membelinya.


Frances membeli rumah itu dengan Uang hasil pembagian harta gono gini suaminya tanpa ragu. Tidak di ketahui apa yang ada di pikiran Frances membeli rumah tua itu yang sudah berusia ratusan tahun, tidak terawat dan usang..
Keesokan harinya Frances mencoba membersihkan rumah berlahan lahan, dari membersihkan kamar, dapur dan lainnya yang sudah puluhan tahun tidak di tempati. Hingga pada saat Frances membersihkan tanaman di jendela dan ia menemukan ular yang masuk ke rumahnya sehingga membuatnya ketakutan. Frances memanggil Martini Pria baik si penjaga rumah sekaligus marketing untuk mengecek semua ruangan untuk memastikan ularnya sudah pergi.
Tanpa sadar Frances menangis dihadapan Martini, menyadari kenapa dirinya sangat bodoh. Ia sedih atas perceraiannya, dan kenapa ia sampai berfikiran membeli rumah di Italy, tambah lagi Frances berada dinegara asing, dengan bahasa asing dan sendirian tanpa sanak sodara. Ia berharap suatu hari dapur rumah itu bisa digunakan memasak untuk dihidangkan banyak orang, ia berharap nanti akan ada pernikahan di rumahnya, ia juga berharap akan menemukan keluarga baru di Italy.

Keesokan harinya Frances menyewa tukang tukang dari Polonia/Poland untuk merenovasi rumahnya dan membangun pagar baru. Sementara ia berkenalan dengan tetangga dan membantu mereka untuk memanen Zaitun. Sedikit demi sedikit Frances bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar meskipun berbeda bahasa.. Frances punya banyak teman, mulai dari si Marketing rumah, 3 tukang dari Poland, Katherine wanita yang punya obsesi seni dan pecinta topi, tetangga yang ramah dan mempunyai putri cantik bernama Chiara, dan temannya Patty dari Amerika ikut pindah bersamanya karena patah hati ditinggal pacarnya ketika dirinya sedang hamil.

Life lesson …
1. it’s okay to be stupid..
Patah hati membuat orang berbuat hal hal bodoh untuk meluapkan stress dan rasa sakit. Seperti halnya Frances yang membeli rumah usang di Negara asing, dengan Bahasa Asing, sendirian..
It’s okay.. semua orang punya caranya sendiri walaupun kadang bertindak bodoh diluar akal sehat saat hatinya sedang bersedih dan itu suatu hal yang wajar.

2. cara Move on dengan pelarian adalah hal yang buruk!
Frances pun akhirnya menemukan seorang Pria bernama Marcello yang ia temui di The Vittoriano, Roma untuk mecari toko furnitur.
 
dan mengajak Frances berkunjung ke rumahnya, ke café nya di Positano.
Frances menemukan ketertarikan dengan Marcello dan menceritakan kalau dirinya sudah lama sekali tidak berhubungan dengan Pria sejak perceraiannya. Hanya mengenal sehari, Frances setuju diajak kerumah Marchello dan tidur bersamanya. Frances sangat bahagia dan berfikiran dengan sangat cepat dia bisa menemukan kebahagiaan lagi dan melupakan mantan suaminya. Tapi ternyata kebahagiaan itu tidak seperti apa yang Frances bayangkan, beberapa minggu kemudian Frances mengunjungi Marcello dengan mengenakan gaun putih, berharap ada keseriusan dengan hubungan mereka.. namun Frances menyadari ada wanita lain yang berada di kamar Marcello yang merupakan kekasih barunya. Frances sangat kesal dan mengalami patah hati lagi.
Banyak orang yang beranggapan dengan menjalin hubungan dengan orang yang baru secepatnya bisa melupakan Mantan dan memperoleh kebahagiaan kembali dengan instan. Dan menutut saya itu hal yang salah.. karena itu bukan arti Move On yang sebenarnya, jika saya mau melanjutkan hidup maka harus dimulai dengan diri sendiri. Seberapa saya ikhlas untuk meninggalkan masa lalu, memaafkan semua yang orang yang sudah menyakiti karena pada akhirnya saya akan sadar.. kalau segala hal yang terjadi dalam hidup pasti sudah kehendak Tuhan dan pasti akan saya temukan alasan untuk mendapatkan kebahagiaan kembali.. tentu saja dengan orang yang tepat!

3. kebahagiaan tidak hanya datang untuk diri sendiri, namun juga dengan kebahagiaan orang lain.

Singkat cerita Pawel, pemuda tampan salah satu tukang di rumah Frances jatuh cinta dengan putri tetangganya, Chiara. Sampai pada akhirnya mereka harus mengetahui kenyataan pahit karena tidak direstui karena Pawel seorang pemuda Poland, bukan Italy. Dia juga berasal dari kaum miskin dan tidak punya keluarga. Frances akhirnya membantu mereka untuk mendapatkan restu dari keluarga Chiara dengan cara menganggat Pawel menjadi keluarganya. Pernikahan yang bahagia antara Chiara dan Pawel akhirnya terjadi di rumah Frances dengan dihadiri semua keluarga dan tetangga.
Frances mungkin gagal dalam pernikahannya, Frances juga gagal menjalin hubungannya dengan Marcello. Dan semua itu juga mengagalkan impian Frances yang ingin kembali menikah di rumah barunya.. tapi semua itu tidak seburuk yang Frances kira, karena kini Frances juga merasakan kebahagiaan dengan menyaksikan pernikahan Chiara dan Pawel karena dengan menyaksikan atau membuat orang lain bahagia, kita juga ikut merasakan kebahagiaan.

4. impian akan terwujud di waktu yang tepat..
Di pesta pernikahan Chiara dan Pawel, Martini Si marketing rumah menghampiri Frances dan tersenyum dengan tersipu mengajaknya berbincang. “Frances, apakah kau ingat pada saat pertama kali kau datang ke rumah ini? kau menemukan ular, kau begitu sangat ketakutan dan sedih. Sambil menangis kau membuat beberpa harapan. saya rasa kau sudah mendapatkan semua harapanmu. kau berharap dapurmu bisa digunakan untuk memasak dan dihidangkan untuk banyak orang, itu sudah terkabul.. kau berharap akan ada pernikahan di rumahmu, dengan pernikahan Chiara dan Pawel itu sudah terkabul.. kau berharap bisa menemukan keluarga di rumahmu, itu juga terkabul..

Tuhan memberikan semua yang kita inginkan, pastinya di saat yang tepat. Seperti halnya di akhir cerita Frances tersenyum dan menyadari kebahagiaan bisa datang dari mana saja, meskipun bukan dirinya yang menjadi pengantin di rumahnya setidaknya harapannya untuk Move on dari perceraiannya sudah berhasil..

BONUS.. foto foto keindahan Tuscany, Italy yang saya ambil dari instagram @warmphotos enjoy! :)














You May Also Like

1 comments

  1. saya sedih banget waktu pertama kali nonton film ini. beneran ini film bagus dan inspiratif banget.

    BalasHapus